Tuturmama – Dampak perceraian ternyata tidak bisa kita abaikan begitu saja. Hal ini karena dampaknya sangat beragam dan bisa menyangkut berbagai pihak. Mulai dari dampak perceraian bagi istri dan bahkan dampak perceraian bagi anak perempuan dan laki-laki.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengambil keputusan memilih jalan perceraian, sebaiknya pasangan mempertimbangkan banyak hal. Mulai dari memperhatikan untung ruginya melakukan perceraian, tidah hanya dampak positif perceraian saja.

Jika memang manfaat bercerai ini jauh lebih besar dengan jalan terbaik satu-satunya adalah bercerai, maka perceraian dapat kalian lakukan. Akan tetapi jika ketika perceraian ini terjadi hanya karena ego masing-masing, sebaiknya pertimbangkan kembali.

Hal ini karena bercerai karena ego akan mengakibatkan kurang memahami dampak yang akan muncul. Maka akan sangat baik jika setiap pasangan saling mendinginkan kepala dan mulai introspeksi diri alih-alih memilih berpisah begitu saja.

terdapat banyak sekali dampak perceraian yang harus kalian ketahui sebagai pasangan suami istri. Jadilah sosok yang bijak terutama jika sudah ada anak di dalam rumah tangga yang kalian bangun. Nah, apa saja itu? Mari kita simak dengan seksama!

Dampak Perceraian Anak menjadi korban

Keputusan bercerai yang orang tua ambil akan memberi beban tersendiri pada anak-anak mereka. Hal ini karena tentu saja anak-anak akan kehilangan sosok orang tua dalam sebuah keluarga yang seharusnya utuh. Mereka juga akan kehilangan kasih sayang yang masih harus mereka dapatkan.

Memetik Pelajaran dari Drama Korea Our Blues

Sebagian besar anak-anak korban perceraian akan menjadi murung dan mulai banyak menyendiri dan minder. Selain itu, prestasi di sekolah pun menjadi turun dan dampak terburuk seperti pergaulan bebas akan mulai mengintai.

Banyak dari anak-anak broken home yang melampiaskan beban hidup dengan menggunakan narkoba. Lebih parah, mereka bahkan bisa menggunakan beragam hal negatif lain yang tidak kita sangka-sangka.

Selain anak, orang tua yang bercerai pun bisa kena dampaknya. Sudah banyak pelaku perceraian yang akhirnya meminta tolong orang tua mereka untuk membesarkan anak-anak. Hal ini terjadi saat pasangan yang bercerai tidak mampu membesarkan anak sendirian dan kurang mencukupi kebutuhan anak.

Menjadi bahan gunjingan sebagai dampak perceraian

Tentu tidak asing lagi bagi kita bahwa terdapat banyak sekali orang yang bercerai menjadi bahan gunjingan di masyarakat. Tidak hanya berlaku untuk pasangan yang melakuan perceraian melainkan juga orang tua dan bahkan keluarga akan dapat merasakan akibatnya, loh.

Emosi tidak stabil karena dampak perceraian

Beban hidup yang muncul akibat perceraian menjadikan seseoran menjadi emosinal. Sangat sering terjadi mereka yang melakukan perceraian masih menaruh rasa suka terhadap pasangannya. Hal ini kemudian memunculkan perasaan tidak rela untuk berpisah.

Impian untuk menghabiskan masa tua bersama pasangan menjadi kandas seketika. Banyak juga yang merasa takut untuk menjalin lagi hubungan dengan orang lain akibat rasa trauma. Bahkan erbagai macam perasaaan mulai dari marah, terhina, atau kesepian dapat membuat seseorang merasa depresi dan tidak stabil secara emosi.

Muncul masalah keuangan

Dalam masa pernikahan, kebutuhan rumah tangga adalah beban berdua selaku orang tua. Namun saat perceraian terjadi, maka nafkah akan tergantung masing-masing sehingga keuangan bisa jadi berantakan.

Penyimpangan Sosial dalam Keluarga dan Cara Mengatasinya

Masalah hak asuh anak

Peran ganda dapat terjadi ketika seseorang di antara papa atau mama mendapat hak asuh anak. Seorang ibu harus dapat berperan sekaligus sebagai ayah bagi sang anak dan begitu pula sebaliknya.

Hal semacam ini yang tidak biasa, tidak hanya menimbulkan beban bagi suatu pasangan. Akan tetapi juga membuat anak terbebani. Apalagi ketika anak mulai memasuki masa remaja, maka tantangan yang lebih berat akan segera terjadi.

Di saat seperti ini kalian harus dapat menjaga dan mendidik anak agar sikap yang terbentuk adalah sikap yang baik. Apalagi jika sebelumnya kalian sudah memperjuangkan hak asuh anak dalam perceraian sehingga harus bertanggungjawab.

Gangguan Cemas dan Depresi

Saat terjadi tragedi bercerai, maka akan sering menjadikan seseorang merasa gagal dalam kehidupan rumah tangga. Orang tersebut juga merasa tidak akan aman karena kehilangan dukungan ekonomi, pekerjaan, atau harus beradaptasi lagi.

Kondisi ini bisa memicu stres dan trauma jangka panjang yang berujung pada gangguan cemas dan depresi. Sehingga penting untuk selalu menjaga kesehatan mental dan pola hidup sehat.

Insomnia

Gangguan tidur alias insomnia umum terjadi pada orang yang mengalami depresi, termasuk depresi akibat bercerai. Gangguan tidur ini muncul tanpa sadar akibat tubuh dan pikiran tidak tenang.

Stres secara langsung akan meningkatkan kadar hormon kortisol sehingga seseorang akan sulit untuk tidur atau mempertahankan tidur. Kondisi tersebut akhirnya akan memicu stres semakin bertambah parah sehingga sampai pada insomnia.

Cara Ampuh Menasehati Anak yang Suka Melawan Orang Tua

Flu dan Infeksi karena Perceraian

Stres yang terjadi sebagai dampak perceraian dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh secara langsung. Hal ini membuat tubuh lebih rentan mengalami infeksi dan berbagai jenis penyakit lain yang akan menyerang.

Beberapa penyakit infeksi bahkan  rentan terjadi pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah, misalnya flu, batuk, dan pilek. Terutama jika ia sedang dalam kondisi stress.

Gangguan Pencernaan

Stres juga dapat secara spontan meningkatkan asam lambung, loh. Jadi tidak heran jika orang yang sering stres cenderung mengalami gangguan saluran pencernaan berulang. Pada orang-orang yang sedari awal sudah memiliki masalah pada pencernaan, stres juga bisa membuat kondisi tersebut semakin parah dan berbahaya.

Berat Badan Berubah Drastis

Orang yang stres sebagian cenderung mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, gula, dan garam. Hal ini karena jenis makanan tersebut  dapat membantu memperbaiki mood dan emosi untuk sementara waktu.

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Resiko serangan jantung pada wanita yang telah bercerai lebih tinggi 24% ketimbang yang tidak bercerai. Risiko ini bahkan akan melonjak sampai 77% pada wanita yang telah bercerai lebih dari satu kali.

Mengapa wanita lebih berisiko? Hal ini karena pada wanita, stres yang terjadi sebagai dampak perceraian menimbulkan respons peradangan yang lebih hebat dan lebih lama. Hal ini sejalan dengan beban emosional dan beban sosial pada wanita.

Akibat Pernikahan Dini, KDRT Salah Satunya!

Sakit Jantung karena Perceraian

Berdasarkan studi dalam Journal of Health and Social Behavior menemukan: Orang yang bercerai memiliki kemungkinan 20% lebih tinggi untuk mengalami penyakit kronis. Yakni eperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Mereka juga cenderung memiliki gangguan mobilitas alias keterbatasan gerak. Seperti tidak mampu berjalan jauh atau naik tangga.

Ketergantungan Zat Tertentu

Sebagian orang yang memilih jalan cerai dapat mengalami ketergantungan terhadap rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang. Mereka melakukan ini untuk mengatasi kesendirian, rasa cemas, atau depresi yang terjadi.

Angka ketergantungan terhadap zat-zat tertentu, angka kematian, dan depresi pada pria yang bercerai jauh lebih tinggi daripada pria yang menikah. Memang, dampak dari perceraian sangat dahsyat dan mengkhawatirkan.

Meski begitu kita tetap harus mengakui bahwa perceraian merupakan pengalaman menyakitkan. Di mana kejadian ini sedikit banyak akan memengaruhi kondisi psikis dan fisik pelaku perceraian.

Nah, karena itu sebaiknya papa dan mama pikiran dengan matang sebelum memutuskan untuk benar-benar bercerai dengan pasangan, ya!

Sumber Gambar: freepik.com