5 Drama Korea Bertema Pelecehan Seksual, Ada yang dari Kisah Nyata
Tuturmama – Keadilan untuk korban pelecehan seksual sudah semestinya ditegakkan. Meski akhir-akhir ini banyak korban pelecehan seksual memberanikan diri untuk speak up, namun bukan berarti kasus selesai begitu saja tanpa ada kejelasan. Mirisnya lembaga yang dipercaya untuk melindungi korban malah berlaku sebaliknya.
Sebelum media mengangkat isu pelecehan seksual, banyak produser dan sutradara film yang menciptakan drama terkait pelecehan seksual. Salah satunya adalah drama korea yang banyak diminati masyarakat dunia. Drama korea memiliki alur cerita yang apik sehingga penonton tidak hanya mendapat hiburan tetapi juga wawasan.
Pada isu ini, drama korea memperlihatkan penyebab dari terjadinya kasus pelecehan seksual, sulitnya korban lepas dari belenggu trauma, pelaku kejahatan yang mudah menghindari hukuman, sampai sulitnya menegakkan keadilan. Untuk itu, tuturmama punya 5 rekomendasi drama korea yang mengangkat isu pelecehan seksual.
Baca Juga:
Witch at Court
Drama populer ini melibatkan sepasang jaksa yang gigih menegakkan keadilan untuk para korban pelecehan seksual. Tokoh utama, Ma Yi Deum berperan sebagai jaksa yang ambisius tetapi manis. Ma Yi Deum akan melakukan apa saja termasuk cara licik agar menang dalam persidangan. Pada puncak karirnya, Ma Yi Deum menghadapi kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh atasannya kepada seorang wartawan wanita. Hal itu menyebabkan atasan Ma Yi Deum memindahkannya ke divisi yang menangani kasus kekerasan seksual.
Uniknya, di divisi yang baru ia bertemu dengan rekan baru, Yeo Jin Wok yang pernah menjadi psikiater. Ia juga bertemu dengan jaksa senior, Min Ji Seok, yang dulunya menangani kasus ibu Ma Yi Deum. Dari sinilah Ma Yi Deum mulai merubah idealismenya untuk menjadi jaksa yang jujur hingga menemukan satu fakta bahwa ibunya pernah menjadi korban pelecehan seksual.
Baca Juga:
Hometown Cha Cha Cha
Kim Seon Ho dan Shin Min Ah memerankan drama populer tahun 2021 yang bergenre romansa komedi. Meski begitu, penulis film ini cukup cerdik menyisipkan isu pelecehan seksual di tengah alur cerita. Waktu itu, Shin Min Ah, yang baru saja membuka klinik kesehatan giginya, kedatangan seorang pasien laki-laki.
Teman Yoon Hye Jin, Pyo Mi Seon, merasa kalau gerak-gerik pasien itu mencurigakan. Puncaknya pasien tersebut kerap menyentuh Pyo Mi Seon. Saat itu Pyo Mi Seon tidak berani untuk mengatakan yang sebenarnya pada Yoon Hye Jin sebab tidak ingin mengganggu kinerja di klinik giginya.
Namun pada akhirnya Yoon Jye Jin mengetahui kelakuan pasien itu dan menyerangnya. Sejak saat itu Pyo Mi Seon berani untuk buka suara jika menerima perlakuan tidak etis dari pria hidung belang.
Hope
FIlm berdurasi 122 menit ini diangkat dari kisah nyata yang menimpa gadis kecil usia 8 tahun. Kasus ini menyebabkan ia mengalami guncangan psikologi dan trauma yang hebat sehingga ia takut dengan pria dewasa, termasuk ayahnya. Selama menemani anaknya pulih dari rasa trauma ini, sang ayah harus menggunakan kostum lucu agar bisa mendekati anaknya.
Isu pelecehan seksual film Hope menyoroti bejatnya kelakuan pedofilia. Sowon kecil harus berangkat dan pulang sekolah sendiri karena sang ayah harus bekerja di pabrik sedangkan ibunya membuka toko kecil. Hari itu Sowon bertemu dengan seorang pria dewasa yang meminta tolong untuk dipayungi. Naasnya Sowon mendapatkan perlakuan keji berupa kekerasan seksual dan luka di sekujur tubuhnya.
Baca juga:
Perkara peristiwa itu dokter mengangkat usus Sowon dan menggantinya dengan kolostomi sepanjang hidupnya. Sowon juga mendapat pelayanan untuk memulihkan psikisnya.
Film ini mengajarkan kita untuk lebih aware pada orang asing, terutama bagi orang tua yang sama-sama bekerja. Bagaimanapun anak kecil masih memiliki sifat lugu dan polos yang suka membantu orang lain.
Alur cerita yang apik dan menyentuh hati penonton membuat film Hope meraih penghargaan sebagai film terbaik di 34th Blue Dragon Film Awards pada tahun 2013 dan menyabet 12 penghargaan lainnya dengan total 7 trofi.
No Mercy
FIlm tahun 2019 ini mengisahkan seorang kakak (Park In Ae) yang membalaskan dendam pada pelaku pelecehan seksual yang menimpa adiknya (Park Eun Hye).
Park In Ae menusuk pelaku pelecehan seksual terhadap adiknya menyebabkan ia dipenjara selama 1,5 tahun. Ia mengkhawatirkan hidup adiknya sebab kedua orang tuanya telah tiada. Park Eun Hye memiliki keterbelakangan mental sehingga menyebabkan ia menjadi bahan bullyan teman kelasnya.
Kejamnya, teman-temannya menjadikan Park Eun Hye bahan pemuas nafsu bagi pria ber-uang. Teman-temannya juga memeras Park Eun Hye habis-habisan. Puncak konflik terjadi ketika Park Eun Hye diculik dan dijual oleh suatu gangster yang tak lain adalah kerabat dari pelaku pelecehan seksual yang dulu ditikam oleh Park In Ae.
Selepas Park In Ae keluar dari penjara, ia mati-matian mengusut keberadaan adiknya melalui petunjuk yang ada sampai akhirnya Park Eun Hye kembali hidup bersama Park In Ae.
Baca juga:
Perjuangan Perempuan: Gadis Biasa Jadi Ibu Raja Joseon ke-21
Silenced
Gong Yoo sebagai Gang In-Ho memerankan film populer ini tahun 2011. Produser Film Silenced mengadaptasi novel karya Kong Ji Young dengan judul Dokani. Sementara kisah dalam novelnya terinspirasi dari kejadian nyata di sekolah khusus siswa tunarungu di Gwangju, Korea Selatan.
Gang In-Ho mengajar di sekolah tersebut merasa ada sesuatu yang janggal. Setiap kali mengajar, anak-anak selalu menghindari Gang In-Ho seakan-akan takut pada kehadirannya. Lambat laun ia menemukan fakta bahwa anak-anak di sana kerap menerima kekerasan fisik, psikis, sampai kekerasan seksual.
Mirisnya pihak sekolah dan berwajib terkesan menutup-nutupi kasus ini. Gang In-Ho bekerja sama dengan satu staf sekolah tersebut, Seo Yoo Jin, untuk mengungkap kasus ini ke publik dan menegakkan keadilan bagi para korban di bawah umur.
Film Silenced mengajarkan kita bahwa untuk lebih berhati-hati memasukkan anak ke suatu sekolah. Pastikan reputasi dan track record sekolah tersebut bersih dari kasus semacam ini demi kebaikan anak.
Baca Juga:
Itulah deretan drama dan film Korea yang mengangkat isu pelecehan seksual pada perempuan dan anak-anak. Pengemasan alur cerita yang apik menambah kesan gereget dan lega bersamaan ketika para korban berhasil mendapatkan perlindungan. Isu yang hanya menjadi berita belaka rupanya dapat menjadi sarana hiburan dan edukasi melalui sebuah tontonan.
Banyak pesan moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari kita. Misalnya lebih aware dengan orang asing, belajar untuk menjadi pekerja yang jujur, tidak takut menegakkan keadilan, dan lainnya. Selamat menonton!