5 Keistimewaan Malam Lailatul Qadar yang Bisa Kamu Dapatkan
Tuturmama – Pada bulan suci ramadhan, ada satu malam agung yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya. Umat muslim menyebutnya dengan malam lailatul qadar, atau malam seribu bulan. Ustadz Abdul Somad mengatakan, salah satu keistimewaan malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan. Beliau menegaskan bahwa seribu bulan berarti lebih dari 80 tahun.
Malam lailatul qadar adalah malam saat kitab suci umat Islam, Al-Qur’an, turun dari Lauh Mahfudz ke dunia. Hal ini merujuk pada firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadar. Tahukah kamu, apakah malam qadar itu? Malam qadar adalah lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, (membawa segala urusan), (seluruh malam itu) sejahtera sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr:1-5).
Baca juga:
Bad Mood saat Puasa? Bukan karena Lapar, Ternyata Ini Penyebabnya
Umat muslim yang sedang berpuasa akan berlomba-lomba mengejar amalan malam lailatul qadar agar bisa mendapatkan kemuliaan di malam lailatul qadar. Namun belum ada yang mengetahui kapan malam istimewa ini datang. Walaupun begitu, Aisyah r.a mengatakan bahwa kita bisa mencari malam lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir ramdhan.
“Carilah oleh kalian Lailatul Qadar pada malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan.” (HR. Bukhari).
Dalam kitab I’anatut Thalibin karangan Sayyid Bakri Syatha bahwa:
“Telah berkata Imam Ghozali dan ulama selainnya bahwasanya lailatulqadr dapat diketahui melalui hari awal dari bulan (ramdhan). Jika awal puasa hari ahad atau rabu, maka lailatul qadr jatuh pada tanggal 29. Jika awal puasa hari senin, maka lailatul qadr jatuh pada tanggal 21. Selanjutnya jika awal puasa hari selasa atau jum’at, maka lailatul qadr jatuh pada tanggal 27. Kemudian jika awal puasa hari kamis, maka lailatul qadr jatuh pada tanggal 25. Sementara jika awal puasa hari sabtu, maka lailatul qadr jatuh pada tanggal 23.”
Lantas apa keistimewaan dari lailatul qadar? Simak penjelasan berikut!
Baca juga:
Lailatul Qadar Malam Turunnya Al-Quran
Sebagaimana pada surah Al-Qadr ayat pertama, malam lailatul qadar adalah malam saat Allah menurunkan kitab suci umat Islam, Al-Quran. Allah SWT menurunkan Al-Quran tidak langsung dalam sekali jadi, namun bertahap sesuai momen yang terjadi di muka bumi.
Allah menurunkan kitab suci umat Islam secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.
Surah Al-Furqon ayat 32 menegaskan kembali bahwa Allah menurunkan Al-Quran secara bertahap untuk meneguhkan Nabi Besar Muhammad SAW.
“Dan orang-orang kafir berkata, ‘Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?’ Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).” (QS. Al Furqan: 32)
Baca juga:
Lebih Baik dari Seribu Bulan
Merujuk pada salah satu ayat dalam surah Al-Qadr, malam yang mulia ini adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Artinya, apabila kita berhasil mendapatkan kemuliaan ini sama saja dengan kita memperoleh amal pahala selama seribu bulan.
Jika kita menghitung menggunakan matematika manusia, seribu bulan setara dengan 83 tahun. Namun Allah SWT mempunyai sistematika penghitungan tersendiri yang tak terpikirkan oleh manusia.
Malaikat Turun ke Bumi
Sesuai pada ayat ke-4 surah Al Qadr, pada maam lailatul qadar malaikat jibril dan yang lainnya turun ke bumi. Mereka akan mengurusi banyak hal.
Al-Imam Al-Qurthubi menyebutkan di setiap lapis langit dari sidratul muntaha, para malaikat turun ke bumi untuk mengaminkan doa-doa umat Islam yang dipanjatkan selama malam penuh berkah. Pada malam yang mulia ini umat muslim yang berpuasa mendapatkan kesejahteraan hingga terbit fajar.
Sebutan lain untuk malam lailatul qadar adalah malam yang sempit. Karena jika para malaikat tersebut berwujud fisik seperti manusia, batu, atau lainnya maka bumi akan penuh dalam satu malam. Banyaknya malaikat yang turun ke bumi hingga terbit fajar juga mengalahkan sinar matahari di pagi hari.
Baca juga:
Malam Penuh Pengampunan
Begitu baiknya Allah pada umatnya yang penuh dosa, Allah menurunkan satu malam penuh berkah sebagai momen pengampunan dosa. Hadis Bukhari dan Muslim menjelaskan barangsiapa melaksanakan salat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.
Ibadah dan doa yang kita panjatkan haruslah ikhlas mengharap pengampunan dari-Nya. Sehingga kalau kamu melewatkan bulan puasa dengan beribadah ‘seadanya’ kamu pasti akan merugi. Terlbih pada sepuluh hari terakhir saat turunnya malam penuh kemuliaan ini.
Malam Takdir
Umat muslim yang beriman juga harus mengimani atau mempercayai takdir Allah. Pada malam lailatur qadar ada satu keistimewaan lain. Surah Ad-Dukhon ayat ke-4 menjelaskan keistimewaan lain dalam malam lailatul qadar.
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (maksudnya: takdir dalam setahun).” (QS. Ad Dukhon: 4).
Keistimewaan lain dari malam lailatul qadar adalah malam pencatatan takdir. Segala amal ibadah termasuk rezeki dan dosa dalam setahun yang sudah kamu lakukan. Allah juga menetapkan takdir kehidupan setiap manusia pada malam ini, termasuk ajal.
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disebut lailatul qadar karena di malam tersebut dicatat untuk para malaikat catatan takdir, rezeki dan ajal yang terjadi pada tahun tersebut.
Baca juga:
Itu dia 5 keistimewaan malam penuh rahmat di bulan suci ramadhan, malam lailatul qadar. Ada beragam cara agar kita bisa menjadi penerima manfaat dari malam yang mulia ini.
Salah satu caranya adalah kamu bisa memaksim–alkan ibadah wajib dan sunnah pada 10 malam terakhir di bulan puasa. Kamu juga bisa memperbanyak baca Al-Quran, berdzikir dan membaca doa lailatul qadar.
Sumber gambar: Sulawesion.com