Agar Anak Tidak Ketularan Phobia Mamanya
Tuturmama – Phobia seringkali menjadi sesuatu yang menakutkan bagi banyak orang. Akibat memiliki phobia terhadap beberapa hal, seringkali kita tidak bisa melakukan aktivitas dengan bebas dan normal.
Untuk itu, agar anak anak dapat melakukan aktivitas dengan normal dan bahagia, alangkah baiknya, phobia pada orang tua tidak kita turunkan kepada anak.
Mama dapat melakukan beberapa terapi pada anak agar dapat mengalihkan sesuai hal yang mama anggap menakutkan dan dapat menimbulkan sikap phobia. Salah satunya dapat meniru gaya disney land dalam memperlakukan Tikus.
Ya, melihat binatang yang satu ini saya merinding. Entah karena jijik, kotor, atau tidak ada sisi imut dari binatang ini. Disney Land merubah karakterter tikus menjadi animasi dengan jutaan penggemar di dunia; Mickey Mouse. Binatang berkumis dan paling hobi main di got kotor merupakan hewan yang bikin saya phobia.
Apa itu Phobia?
Phobia adalah rasa takut pada suatu hal atau fenomena berlebihan. Hal ini akan berdampak pada emosi seseorang. Phobia biasanya terjadi karena seseorang mengalami trauma masa lalu. Pada umumnya trauma itu membekas di dalam kesadarannya. Itu yang saya kutip dari penjelasan Wikipedia.
Jujur, saya phobia dengan tikus. Dan mungkin kebanyakan wanita juga mengalami hal yang sama. Iya kan?
Namun saya tak ingin rasa takut saya ini ‘menurun’ pada anak saya.
Maka saya mendidik putri saya, Livia yang kini berusia 5 tahun, untuk sadar dan menyayangi binatang. Segala macam binatang yang saya tahu, perilaku serta kebiasaan binatang, saya kenalkan pada Livia.
“Harus sayang binatang, binatang tidak boleh kita sakiti, dan tidak boleh takut sama binatang,” kata saya.
Menurut saya, phobia tidaklah menular. Namun, penyakit psikologis ini dapat menurun ke orang lain melalui reaksi yang berlebihan ataupun terpengaruh pola pikir.
Suatu saat muncul binatang pengerat ini di dalam rumah. Entah datangnya dari mana, setiap melihat hewan ini, langsung saya berusaha menghindar dan berteriak.
Melihat saya berteriak, Livia lantas bertanya, “Bunda teriak kenapa?”
“Ada tikus.”
Alhasil, tingkah saya itu justru dapat membuat anak saya ikut-ikutan phobia terhadap tikus.
Tak berapa lama saya ingin menangkap tikus itu. Saya pasang jebakan tikus yang bisa kita dapatkan di pasar tradisional terdekat. Bentuknya kotak dengan ukuran sekitar 30 sentimeter persegi, terbuat dari kawat.
“Pintu” bagian depan bisa kita ungkit dan kita kaitkan. Kait umpan ada di tengah-tengah kotak. Mekanisme kerjanya, jika si tikus memakan umpan, maka “pintu” akan menutup otomatis.
Saya tunggu beberapa hari.
Akhirnya tikus itu tertangkap. Saya ingin segera membuang tikus tersebut. Saya minta tolong Livia untuk menaruh jebakan tikus ke luar rumah. Tentu saja dibantu menggunakan alat yang aman.
Ternyata Livia malah berani, dia bilang, “Bunda, aku berani lhooooo sama tikus.”
Alhamdulillah, langkah saya berhasil. Tinggal mempertahankan sikap untuk selalu tenang dan berfikir positif, agar nantinya anak saya tidak phobia pada hewan apa pun.
.
.
Oleh: Eva, Asal Yogya Mamanya Livia
0 Comments