Tuturmama – Pertanyaan apa itu cinta sejati? Bisa kita jawab dengan melalui versi yang mengupas tentang cinta sejati ini.

Ada orang yang berpendapat itu adalah cinta tiada akhir antara pasangan kekasih atau suami-istri. Bebebrapa yang lain juga mengatakan bahwa cinta sejati sebenarnya hanya tercurah dari orang tua pada anaknya.

Sementara yang bersifat religius justru menyatakan bahwa yang bisa masuk ke dalam kategori cinta sejati itu hanyalah cinta kasih Tuhan kepada umat-Nya.

Setiap orang mempunyai hak untuk mengemukakan pendapat. Mereka tentu memiliki alasan tertentu dalam mendefinisikan apa yang sebenarnya masuk ke dalam pengertian cinta sejati.

Akan tetapi yang menurutku paling berkesan adalah pendapat yang dikemukakan oleh artis Herjunot Ali di acara talk show Daniel Tetangga Kamu yang tayang di kanal YouTube.

Acara yang pemandunya adalah host Daniel Mananta itu biasanya mengulik tentang lika-liku perjalanan hidup yang seseorang alami. Hingga mereka bermetamorfosis menjadi pribadi yang lebih baik.

Apa Itu Cinta Sejati Versi Herjunot Ali

Menurut Herjunot Ali, cinta sejati itu adalah suatu kondisi saat seseorang memilih untuk tetap bertahan mendampingi pasangan. Meski sebenarnya sudah tidak ada alasan lagi baginya untuk mempertahankan hubungan tersebut.

Film Review (3) On Your Wedding Day: Cinta Pertama Bukan Cinta Terakhir

Menurutku itu adalah kalimat yang mempunyai makna mendalam. Mengingat dewasa ini semakin banyak terjadi kasus perceraian yang berlandaskan berbagai macam alasan. Entah itu akibat faktor ekonomi, perselingkuhan, perbedaan prinsip, dan lain sebagainya.

Selanjutnya Herjunot Ali mengisahkan bahwa Christian Bale, seorang artis ternama Hollywood yang terkenal karena perannya sebagai Batman, pernah bertanya pada kakek kandungnya.

“Mengapa bisa bertahan mendampingi neneknya selama puluhan tahun. Apakah kakeknya tidak merasa bosan puluhan tahun hidup bersama wanita yang sama setiap hari?”

Sang kakek menjawab dengan bijaksana, “Tahukah kamu, aku kelihatannya hidup dengan wanita yang sama setiap hari. Tapi sebenarnya aku sudah menghadapi perubahan diri nenekmu sebanyak lima belas kali sejak kami menikah.”

Lima belas kali perubahan, apakah maksud si kakek? Ternyata perubahan-perubahan itu meliputi kondisi si nenek saat hamil, setelah melahirkan, mengasuh anak, hamil lagi, melahirkan lagi, mengasuh dan mendidik anak-anak.

Kumpulan Kata-Kata Bijak untuk Suami Tercinta, Keluarga Menjadi Harmonis dan Bahagia

Ia juga mengurus rumah tangga, menjalankan pekerjaan sampingan, mendampingi anak-anak melalui masa pubertas, menghadapi masa pubertas suami maupun dirinya sendiri. Istrinya itu pun mengatasi kesendirian akibat anak-anak sudah dewasa dan mandiri, serta perubahan-perubahan lainnya selama perkawinan mereka.

Bayangkan, lima belas kali perubahan terjadi pada si nenek baik dari dari segi fisik maupun psikis. Tetapi suaminya masih bertahan mendampinginya dalam suka dan duka!  Luar biasa, bukan?

Perubahan pada Pasangan

Pernahkah kita menghitung sudah berapa kali perubahan yang terjadi pada diri pasangan dan kita memutuskan untuk tetap bertahan menjadi pendamping hidupnya?

Aku pernah membaca sebuah artikel yang mengulas tentang alasan pasangan suami istri bercerai. Rata-rata mereka beralasan karena pasangan sudah berubah sifatnya. Tak lagi seperti dulu saat masih pacaran atau awal-awal menikah.

Ketika yang Dicinta Memilih Mendua

Mereka berdua seperti sudah tak saling mengenal lagi. Jadi daripada hidup dalam ketidakbahagiaan, lebih baik berpisah dan mencari pasangan baru yang lebih cocok.

Pertanyaannya, pasangan yang cocok itu seperti apa?

Bukankah manusia selalu mengalami fase-fase tertentu dalam hidupnya yang membuat sikapnya berubah? Kalau berubah terus, lalu bagaimana kita tahu bahwa orang itu adalah pasangan yang cocok bagi kita?

Menurutku takkan pernah ada pasangan yang benar-benar cocok bagi seseorang. Hal yang paling masuk akal adalah kita berusaha mencocokkan diri dengan pasangan. Itu saja.

Perubahan dan Mencintai

Kaum adam pun melalui perubahan yang  tak jauh berbeda dengan yang kaum hawa alami, yaitu sebagaimana yang terjadi pada diri nenek Christian Bale tadi.

Hanya saja biasanya harga diri pria itu lebih tinggi dari wanita. Pria yang bersedia merendahkan harga diri demi bertahan seumur hidup dengan seorang wanita. Hal ini berarti dia telah menetapkan cinta sejatinya. Demikian pula sebaliknya jika hal itu wanita lakukan terhadap seorang pria.

Mencintai Diri Sendiri, Wujud Kemerdekaan

Aku setuju dengan pendapat yang Herjunot Ali dan Daniel Mananta paparkan selanjutnya. Yakni bahwa cinta sejati itu hanya bisa tercapai jika kita memutuskan untuk mencintai. Jadi yang terpenting adalah mencintai, kata kerja, bukan cinta, kata benda.

Mencintai itu merupakan tindakan-tindakan kita dalam melakukan hal-hal yang konkrit demi mempertahankan hubungan dengan pasangan. Terjadi  sebuah proses memahami bahasa cinta dan emosi pasangan.

Timbul kesadaran diri bahwa perubahan itu adalah hal yang lumrah terjadi pada pasangan dan kita harus belajar menerimanya dengan besar hati. Kita sendiri juga berubah meskipun hal itu sering tidak kita sadari.

Di dunia ini perubahan adalah satu-satunya hal yang mutlak terjadi. Demi dapat bertahan hidup, manusia harus beradaptasi. Jika menyesuaikan diri dengan dunia luar saja kita mau, mengapa belajar memahami perubahan pasangan saja kita tidak bersedia?

Keluarga Harmonis Harus dengan Perjuangan

Berdasarkan testimoni pasangan-pasangan yang telah lama menikah dan tampak harmonis, seringkali terungkap bahwa semua itu mereka dapatkan dengan susah payah.

Muara Cinta Terlarang

Butuh perjuangan kedua belah pihak, perlu kerendahan hati untuk mengalah jika pasangan sedang naik darah. Mengikis ego pribadi demi memenangkan perkawinan dan semua itu mereka lakukan karena telah berkomintmen untuk mencintai, bukan memperoleh cinta.

Jadi harus bersikap aktif terlebih dahulu untuk membahagiakan pasangan yang dinyatakan melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan. Bukan sekadar berhalusinasi ingin mendapatkan cinta sejati tapi tidak mau menjalani prosesnya.

Jika kembali bertanya, apa itu cinta sejati? Sebenarnya cinta sejati itu ibarat tanaman yang harus kita rawat setiap hari dengan memberi pupuk dan menyiramnya secara teratur.

Proses tersebut sungguh tidak mudah. Butuh perjuangan dan komitmen yang tinggi. Bahkan tak jarang penuh dengan peluh dan air mata. Namun hasil yang akan kita tuai niscaya takkan mengecewakan. Silahkan mencobanya jika tidak percaya.

Sumber Gambar: freepik.com