Apa Sih Toxic Positivity Itu?
Tuturmama – Toxic positivity merupakan kondisi seseorang yang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif serta menolak emosi yang negatif. Melihat segala sesuatu yang positif memang sangat baik, akan tetapi jika dibarengi dengan menghindari emosi yang negatif akan berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Seseorang yang terjebak dalam toxic positivity akan terus berusaha menghindari emosi yang negatif seperti mennagis, sedih, marah atau kecewa. Padahal, emosis negatif pelu untuk dirasakan dan diekspresikan karena itu merupakan kodarat dari setiap manusia.
Memendam emosi yang negatif yang jika dilakukan secara terus-menerus berakibat timbulnya berbagai masalah kesehatan mental, misalnya cemas, gangguan tidur, sedih yang berlaurt-larut, depresi, bahkan penyalahgunaan obat terlarang.
Baca Juga:
- Gangguan Bipolar: Gejala dan Penyebab yang Belum Diketahui Banyak Orang
- Cara Mudah Mengobati dan Memperbaiki Penyakit Mental Secara Alami
Ciri-Ciri Toxic Positivity
Toxic positivity pada umumnya timbul dari ucapan. Jika seseorang memiliki pemikiran yang demikian bisa sering melontarkan kata bijak yang terkesan positif, akan tetapi yang mereka rasakan sebenarnya adalah emosi yang negatif.
Dibawah ini beberapa ciri-ciri orang yang sedang ada di posisi toxic positivity, yaitu:
- Sering menyembunyikan perasaaan yang sebenarnya dialami
- Terkesan membiarkan dan menghindari masalah
- Sering menyalahakan diri sendiri jika mengungkapkan emosis yang negatif
- Mencoba memberikan semangat kepada orang lain, tapi sering disertai dengan pernyataan negatif seolah-olah meremehkan dan merendahkan.
- Sering membandingkan diri dengan orang lain.
Mengucapkan kalimat yang positif dengan tujuan untuk menguatkan diri sendiri sangat baik. Akan tetapi, tidak baik jika terlalu positif sampai mengabaikan emosis negatif. Apapun yang berlebihan itu tidak baik, begitu juga dengan sikap dan pikiran yang positif.
Cara Menghindari Toxic Positivity
Agar terhindar dari toxic positivity dan dampak buruknya, serta tidak menjadi sumber toxic positivity bagi orang lain, kamu bisa mencoba beberapa tips berikut:
1. Kelola Emosi Negatif
Emosi negatif bukan untuk disimpan atau disangkal. Perasaan dan emosi, baik itu negatif maupun positif merupakan hal yang normal dirasakan semua orang. Oleh karena itu, seseorang boleh meluapkan dan mengungkapkan perasaan agar tidak menjadi toxic positivity. Ceritakan dan ungkapkan perasaan tersebut kepada seseorang yang dapat dipercaya dan bisa memahami perasaan kamu.
2. Lebih Banyak Memahami, daripada Menghakimi
Perasaan yang negatif bisa timbul dari berbagai faktor, mulai dari masalah keluarga atau finansial, hingga gejala gangguan mental tertentu, seperti gangguan mood. Oleh karena itu, cobalah untuk memahami perasaan tersebut dan temukan cara yang tepat untuk melepaskannya.
Jika hal ini terjadi pada seseorang yang ada di sekitarmu, jangan pernah menghakimi apalagi memberikan komentar yang terlalu judgemental. Cobalah memberikan empati dengan baik dan biarkan ia meluapkan emosi yang sedang dirasakan.
3. Jangan Membandingkan Masalah
Setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Apa yang kamu anggap mudah belum tentu mudah bagi orang lain, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, tidak baik jika membandingkan masalah kamu dengan masalah orang lain, lebih baik berusaha memahami dan menghibur agar kondisi dan perasaan kamu kembali pulih.
4. Kurangi Menggunakan Media Sosial
Media sosial dapat memicu bahkan memperparah toxic positivity. Cobalah mengelola akun media sosial dengan baik, hindari melihat postingan-postingan yang kurang bermanfaat yang dapat memprovokasi emosimu. Lebih baik memaksimalkan waktu dengan kegiatan positif dan produktif yang membuat kamu bahagia, daripada menghabiskan waktu untuk scrolling media sosial.
Setelah mengetahui ciri-ciri dari toxic positivity, mulai sekarang tidak perlu menyangkal kesedihan dan berpura-pura bahagia. Seseorang mempunyai dunianya masing-masing.
Baca Juga:
- Jenis-Jenis Gangguan Mental: Apakah Kamu Salah Satu Bagian dari Jenis Ini?
- Penyakit Skizofrenia: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja
Editor: Ahmad Faizal Anis
Sumber Gambar: freepik.com
0 Comments