Bahagia Ibu Adalah Bahagia Ayah dan Anak-anaknya. Happy Mother Day !!!
Tuturmama – Bilangnya “Happy mother day Mom.” Mungkin itu kalimat yang pas untuk di ucapkan biar kelihatan gaya-gayaan di media sosial. Saya katakan ini tidak salah, tapi kurang tepat jika ucapan itu hanya sekedar untuk menambah follower,liker ataupun kepentingan bisnis.
Semoga saja tidak kualat, Sedangkan disuruh untuk mencuci piring bilangnya sibuk lagi Fb-an dan main Game, padahal update status “ selamat hari ibu” baru saja lima menit.
Ternyata fakta diatas banyak terjadi di dunia nyata. Dari ucapan “ I love you Mom, met happy Mother Day, menjadi sorry Mom lagi sibuk balas komentar di Fb. Mama aja yang cuci baju Angga ya.”
Perlu di ketahui oleh ayah maupun anak seluruh pelosok negeri ini, jika kejadian seperti itu menimpah keluarga kita semua di tahun 2017, maka tahun baru 2018 harus menawarkan resolusi yang tepat supaya anak cinta ibunya semakin tinggi, dan ayah cinta istri semakin berseri-seri.
Resolusi memang harus lahir dari refleksi, dan menyadari dengan hati bahwa hari ibu bukan hanya sebatas kenangan yang hanya diucapkan dalam bentuk kalimat klise di medsos, dan bukan pula hari kasih sayang yang hanya sehari hilang, tapi seharusnya tiada hari tanpa kasih pada ibu.
Baca Juga :Mainan Anak Itu Tidak Penting, yang Penting Main Bersama Orang Tua
Kenapa hari ibu selalu disalah artikan, seperti orang yang cemburu yang selalu tidak mengunakan pikiran, maksud saya hari ibu bukan hanya sebatas perayaan, bukan mantan yang tak mungkin kembali datang, tapi hari ibu itu sendiri adalah semangat juang yang terus menebar sepanjang jalan kehidupan.
Gini sejarahnya yang benar, peringatan hari ibu (PHI) merupakan hari kebangkitan perempuan Indonesia dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan dan perjuangan bangsa.
Berikutnya pada tahun 1938 pada kongres perempuan indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari ibu. Dari situ pada akhirnya semangat ke ibuan mulai di peruntuhkan ke publik, bahwa sebenarnya perempuan adalah orang yang pantas pula menyandang predikat sebagai seorang pahlawan, terutama didalam rumah tangganya.
oleh sebab itu tak adil rasanya jika ibu dipecundangkan, di permalukan, dianggap budak rumah tangga, dan mendapat kalimat senaknya saja. Sedangkan anak dan suami selalu Dijamin kasih sayangnya, selalu mengalir cinta setiap saatnya.
Bahkan pada cerita banyak orang, seorang ibu akan selalu siap kapan saja untuk menjadi perisai dari marabahaya yang akan menimpa anak-anaknya. Ia juga akan merasa sedih jika anaknya sakit, dan ia selalu mengalah sebelum melihat anak dan suaminya makan.
Semangat perjuangannya terbukti dengan kuat, tak terbantahkan dan tak akan terkalahkan. Bisa dibilang dia adalah sang pencera disetiap sudut masalah keluarga.
Baca Juga : Setelah Hamil dan Melahirkan, Saya Mengerti Kalau Jadi Ibu Memang Penuh Perjuangan
Tubuhnya bisa saja menipu keliatan sedikit lemah di mata banyak banyak pria, tapi kekuatan cinta yang ia punya tak bisa di ukur oleh angka, jika dihitung dengan hitungang matematik panjang X lebar dan X luas = Tak Terhingga.
Ibu sebenarnya juga butuh kasih sayang, tapi ia malu untuk mengungkapkanya. Hal terburuk yang sangat membuat ibu sakit hati pada anak maupun suami adalah, ia sama sekali tidak mendapat perhatian yang sama.
Namanya juga manusia ibu juga butuh pujian dan sanjungan yang hingga membuat ia bahagia. layaknya bunga selalu berharap pagi supaya ketemu mentari supaya ia menjadi tunas yang sehat dan kuat menjalani hari.
Caranya sangat sederhana. Jika ini terjadi pada seorang anak, ibu hanya ingin anak patuh dan selalu mendengarkan nasehat ibunya. Semisal disuruh, “ bangun sayang sudah, siang, mandi ya sayang, dan setelah itu minum susu dan sarapan.” Ungkap ibunya, dan setelah itu anak benar-benar ikut perintahnya.
Dan ia akan bisa bahagia, “syukur-syukur seorang anak bisa berprestasi di sekolahnya.”
Baca Juga : Tips Mama Mendidik Anak Hiperaktif
Sedangkan kebahagian seorang ibu adalah dapat sedikit perhatian dari suaminya. Mungkin hanya Cukup dengan kalimat “ aku sayang mama, dan terimah kasih telah menjadi ibu yang baik dan hebat buat anak-anak hari. “ hal itu rutin di lakukan setiap hari.
Perlu di ingat seorang ibu memang tak pernah memintahnya, tapi memberikan kebahagian itu cukup membuat ia bahagia. sebagaimana janjinya sebagai seorag perempuan ia hanya di tugaskan memberi dan menyayangi sepenuh hati tanpa pamrih pada keluarganya.
Tidak pernah mengeluh? Pasti yang namanya manusia pasti mengeluh, Paling ia mengeluh pada persoalan yang sangat dasar. Beras tidak ada, telur tidak ada, dan isi kulkas kosong untuk di konsumsi bersama, he he.
Hal ini saya sampaikan dengan pengalaman saya sendiri selama menjadi ibu, menjadi istri, dan menjadi anak dari seorang ibu. Dari itu semua saya bisa memberikan kesimpulan tentang hidup menjadi ibu yang sebanarnya tidaklah mudah.
Sebagai seorang ibu saya tau betul kehidupan berkeluarga, dari mengatasi konflik, pertikaian, manjahnya anak, dan cara membesarkan anak.
Intinya apa yang di lakukan ibu pada anaknya adalah yang terbaik. Dan saya sebagai ibu pada ibu kandungku sendiri “terimah kasih.”
Sekali lagi “Happy Mother Day Mom” kamu tidak hanya mengajarkan kasih sayang tulus, melainkan kamu juga telah mengajarkan ilmu keibuan yang aku tak dapatkan dari orang lain, serta mengajari pula menjadi istri yang baik pada suaminya. Kamu hebat !!!
0 Comments