Bahaya LGBT dari Sisi Kesehatan dan Psikologi
Tuturmama – Bahaya LGBT perlu menjadi kewaspadaan kita mengingat isu ini belakangan menjadi sangat ramai. Di mana bahaya LGBT ini sangat memberikan dampak buruk bagi generasi Indonesia terutama bagi kesehatan mentalnya.
Persoalan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) memang kembali muncul ke permukaan sejak viral Youtube beberapa waktu lalu. Yakni soal Deddy Corbuzier dan LGBT yang menjadi perbincangang berbagai macam pihak.
Berbagai pihak yang pro dan kontra terhadap fenomena ini mengupasnya dari beragam aspek. Dengan begitu kita bisa mengetahui makna LGBT dan penyebab LGBT yang berbahaya. Penjelasan LGBT lengkap pun juga akan sangat penting bagi kita.
Dokter spesialis kulit dan kelamin memaparkan secara detail mengenai bahaya LGBT dari sisi psikologi dan kesehatan. Berdasarkan dokter ini, kelompok lelaki seks dengan lelaki (LSL) atau yang kita kenal sebagai LGBT 60 kali lipat lebih mudah tertular HIV-AIDS.
Sebagaimana telah banyak menjadi pengetahuan banyak orang, penularan yang paling mudah melalui dubur. Selain juga bisa menular dari beberapa cara lain, namun cara inilah yang sangat berbahaya dan menular.
Selain itu, dampak buruk perilaku zina dan LGBT dari segi kesehatan juga sangat tidak baik. Sehingga bahaya LGBT ini harus kita kabarkan ke berbagai kalangan agar generasi kita selamat.
Data Penyakit Akibat LGBT
Nah, hal selanjutnya yang harus kita ketahui adalah penyakit dan jumlah penyakitnya. Sejumlah penyakit yang muncul akibat perilaku zina dan LGBT adalah seperti HIV-AIDS dan kanker serviks.
Mengutip data dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) AS pada 2010 menunjukkan dari 50 ribu infeksi HIV baru, dua pertiganya adalah gay- MSM (male sex male/laki-laki berhubungan seks dengan laki).
Data pada 2010 ini jika kita bandingkan dengan data pada 2008 menunjukkan peningkatan 20 per sen. Sementara, wanita transgender memiliki risiko terinfeksi HIV 34 kali lebih tinggi ketimbang wanita biasa.
Data CDC pada 2013 di Amerika Serikat, dari screening gay (pemeriksaan terhadap kaum gay), yang ber usia 13 tahun ke atas. Menunjukkan hasil bahwa 81 persen di antaranya telah terinfeksi HIV dan 55 persen di antaranya terdiagnosis AIDS.
Selain HIV-AIDS, ada penyakit lain akibat LGBT yang tak kalah berbahayanya. Contohnya sarkoma kaposi, sebuah penyakit baru yang belum ada penawarnya.
Sarkoma kaposi adalah kanker yang menyebabkan sebagian kecil jaringan abnormal tumbuh di bawah kulit.Yakni di sepanjang mulut, hidung, dan tenggorokan, atau di dalam organ tubuh lainnya. Bagian tersebut biasanya berwarna merah atau ungu dan terbuat dari sel kanker dan sel darah.
Semua Agama Melarang LGBT
Tidak ada satu pun agama yang memperbolehkan perilaku LGBT sebab dampak dari LGBT ini sangat buruk bagi kesehatan. Fitrah manusia sejak lahir adalah suka terhadap lawan jenis, bukan se sama jenis.
LGBT bukan saja haram, melainkan juga perbuatan yang mendapat laknat dari Allah SWT. Ini sudah terkisahkan di zaman Nabi Luth AS yang sudah sering menjadi cerita yang selalu berlanjut dari mulut ke mulut.
Meski demikian, masyarakat hendaknya juga tidak bersikap acuh dan mengajak para pelaku buruk tersebut untuk bertobat. Sebagai warga dan manusia yang selalu berusaha baik, kita harus punya taktik dalam ber dakwah. Kita beri mereka kasih sayang, pengertian, bukan justru kita musuhi dan kita perangi dengan kasar.
Asal Mula perilaku LGBT
Beberapa pihak yang menjadi pemerhati kasus ini, menduga bahwa pelaku gay muncul akibat kurang akan kasih sayang keluarga, terlebih dari sosok ayah. Sehingga ketika ada lelaki dewasa yang peduli terhadapnya mereka merasakan suasana baru yang nyaman.
Hal ini tidak hanya berlaku bagi para gay tetapi penympangan seksual lain. Seperti misalnya lesbian yang menyukai sesama perempuan. Dari sisi psikologi ada yang mengatakan sikap lesbian itu muncul karena kekecewaan terhadap lelaki.
Dampak buruk menjadi LGBT
Selain itu terdapat dampak buruk LGBT yang perlu kita ketahui karena hal ini juga termasuk ke dalam bahaya LGBT. Perhatikan dengan baik, yuk!
Haus akan pengakuan
Saat sesuatu sudah membua candu maka ada kecenderungan orang lain menggiring kepada hal-hal yang jahat. Daripada candu kepada manusia maka lebih baik candu kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian. Sebagaimana LGBT bisa memunculkan perasaan yang haus akan pengakuan.
Penolakan dari pemerintah dan agama
Hanya negara sekuler – atheis di Uni Eropa saja yang masih mengizinkan pernikahan sejenis. Bahkan negeri Paman Sam yang dari awal telah meng-acc-kan undang-undang ini juga ikut mundur sehingga tidak lagi mempertahan pernikahan sejenis (laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan).
Cenderung gonta-ganti pasangan
Kita perlu menanamkan bahwa hubungan antara dua manusia yang dari awalnya tidak sah maka selanjutnya juga akan berjalan terpontang panting (pincang). Hal ini ebab ada beberapa pihak yang tidak merestuinya termasuk lembaga pemerintah dan lembaga keagamaan.
Kedua pasangan ini akan menjadi sangat tidak jelas sehingga tujuan hidupnya tidak jelas juga. Bahkan rasanya tidak ada lagi arti hidup ini sehingga cenderung gonta-ganti pasangan demi berburu hawa nafsu sesat.
Menyebabkan penyakit seksual
Terdapat banyak penyakit seksual di zaman sekarang ini yang merupakan dampak kesehatan terhadap perilaku LGBT. Hal ini karena mereka cenderung mempraktekkan gaya bercinta yang aneh dan tidak pantas sekaligus beresiko merusak organ.
Misalnya saja @nal seks yang dapat merusak otot puboccacygeus (otot kegel) sehingga membuat otot di sekitar dubur lemah dan sering lepas kendali (pup/ pipis di celana tanpa sadar). Hal ini terjadi karena praktek hubungan seksual yang kurang tepat.
Menjadi atheis
Dampak sosial selanjutnya adalah tidak mendapat pengakuan dari agama manapun khususnya di Indonesia. Anda juga tidak mungkin memaksakan diri untuk berkeyakinan jika para petinggi disana saja melarang pengikutnya untuk menjadi LGBT.
Akhirnya, penolakan semacam ini akan menggiring pelaku LGBT untuk menjadi seseorang yang tidak lagi percaya dengan keberadaan Tuhan lalu menjadi seorang atheis. Padahal awalnya tidak berniat seperti itu.
Jauh dari keluarga
Patut kita ketahui bahwa beberapa kaum keluarga tidak menyukai perilaku seks yang menyimpang semacam ini. Walau ada yang merasa tidak masalah namun kemungkinan untuk keluarga menolaknya sangat besar.
Dari sana maka akan muncul masalah baru sehingga membutuhkan dukungan. Namun tidak ada kaum keluarga yang datang sehingga mulai dari sini akan mereka sadari bahwa jalan yang mereka pilih selama ini telah merusak kehidupan.
Teman terbatas
Beberapa teman yang awalnya belum kenal akan tetap ramah namun setelah mereka mengetahui kedok sebenarnya maka mulai menjaga jarak.
Status sebagai pemilik orientasi seksual yang kacau balau akan membuat hidup berantakan. Semua ini telah menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari.
Rentan stres
Ini merupakan akibat dari penolakan yang semakin luar biasa. Tanpa kita sadar, tekanan yang datangnya bertubi-tubi dari luar telah meluluh lantakkan suasana hati.
Terutama jika terus merenungi atau meratapi rasa sakit itu sehingga stres tidak akan pernah menjauh. Ini akan semakin parahjikalau hati belum benar-benar siap menerima buruknya situasi.
Sumber Gambar: pexels.com