Hindari Strict Parents, Ini Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Kekerasan
Tuturmama – Seringkali alasan orang tua menjadi strict parents adalah karena ingin mendidik anak lebih disiplin dan bisa berbaur dengan lingkungan. Namun sebenarnya ada cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan yang bisa mama lakukan.
Memang sebetulnya orang tua yang ketat tidak semata-mata memiliki niat buruk terhadap anaknya. Kadangkala hanya karena mereka memiliki harapan besar kepada sang buah hati agar bisa menjadi pribadi yang sesuai dengan yang mereka harapkan. Sesuai dengan pribadi baik yang ada di idealisme mereka.
Namun, kenyataannya bahwa mendisiplinkan anak tidaklah mudah. Orang tua kadang tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi sangat ketat dan memilih tindakan yang sudah tidak rasional kepada anak. Hal tersebut justru berdampak terbalik dari apa yang orang tua sebelumnya harapkan.
Lantas bagaimana sebenarnya cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan?
Perlu kita ketahui bersama bahwa disiplin adalah metode membentuk karakter anak. Tujuannya untuk mengajari mereka dalam melatih kontrol diri serta menunjukkan perilaku yang dapat masyarakat terima.
Cara orang tua mendisiplinkan anak mereka bisa bermacam-macam. Beberaa teknik yang umumnya orang tua terapkan di antaranya sebagai berikut:
Teknik Disiplin Behavior
Mama dan papa harus tahu bahwa teknik behavior erat kaitannya dengan reward (hadiah) dan punishment (hukuman).
Anak biasanya akan senang dan akan menguatkan perilakunya apabila mendapat reward atau hadiah berupa benda yang tampak. Seperti misalnya barang, uang, mainan, makanan. Selain itu juga hal-hal seperti pujian, pelukan, ciuman, dan sebagainya.
Sedangkan punishment atau hukuman akan anak terima apabila melakukan perilaku yang tidak sesuai. Pemberian hukuman dapat dalam bentuk mengambil hak anak sesaat tanpa menyakitinya. Ini adalah salah satu cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan yang bisa mama terapkan.
Hal ini perlu mama dan papa lakukan dalam keadaan tenang, segera setelah kejadian, konsisten dan dengan sedikit penjelasan agar anak tidak bingung. Jadi, kita tidak semata-mata memberikan hukuman tanpa ada sebab.
Lalu, saat anak melakukan sesuatu yang salah, kita menghukum mereka dalam rangka agar memberikan efek jerah. Sehingga perilaku yang kurang tepat tersebut akan melemah.
Hal-hal yang perlu kita perhatikan saat menerapkan hukuman adalah hukuman fisik dan verbal yang menyakiti pribadi anak. Hal ini jika diekspresikan secara tidak tepat justru berdampak buruk terhadap perkembangan anak.
Jadi, orang tua tidak boleh serta-merta memberikan hukuman tanpa mempertimbangkan perasaan si kecil, ya!
Ketegasan
Metode cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan lainnya yang biasa orang tua gunakan adalah ketegasan. Hal ini merupakan strategi disiplin untuk menghentikan atau melemahkan perilaku yang tidak diinginkan melalui pelaksanaan kontrol orang tua secara fisik dan verbal.
Seperti misalnya tuntutan, ancaman, dan penarikan hak. Apabila orang tua menerapkan ketegasan dengan tepat, maka metode ini juga sangat baik untuk melatih kedisiplinan anak. Seperti biasa ada hal-hal yang perlu kita lakukan dalam menerapkan pendisiplinan.
Sebagai orang tua kita sebaiknya menyampaikan sesuatu dengan tegas dan lugas, bukannya marah-marah. Orang tua biasa salah mengartikan bahwa marah-marah sama artinya dengan tegas. Padahal, dua hal tersebut berbeda.
Anak yang selalu mama dan papa marahi justru akan cenderung menutup diri, rendah diri, dan sulit mengekpresikan diri. Jadi, orang tua perlu menyampaikan tuntutannya dengan penjelasan yang logis.
Teknik induksi
Nah, teknik atau cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan ini berguna untuk mendorong perilaku yang mama dan papa harapkan atau melemahkan perilaku yang tidak diharapkan. Yakni dengan mengajak anak berdiskusi, misalnya memberi batasan yang jelas.
Selain itu juga busa dengan mendemonstrasikan konsekuensi logis dari tindakan, menjelaskan dampak baik-buruknya sampai anak bisa menerima secara logis dan adil. Teknik ini banyak orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan authoritative terapkan.
Jadi, anak tetap dalam pengawasan orang tua, masih ada ruang diskusi, dan tetap memperhatikan aspek emosi anak.
Orang tua dengan teknik pendisiplinan ini cenderung memiliki anak yang mandiri dan punya self-esteem yang tinggi. Anak bukan hanya mendapat pelatihan untuk disiplin, tetapi juga lebih bertanggungjawab terhadap tindakannya.
Hal ini karena mereka tidak hanya sekadar mendapat pujian atau hukuman tanpa adanya penjelasan dari perilaku yang mereka tunjukkan. Penjelasan kepada anak merupakan hal yang sangat penting. Jadi, sebagai orang tua kita perlu banyak bersabar.
Terkadang memang sulit. Ada kalanya kita lelah, terutama saat anak sangat aktif dan sulit kita atur. Namun, percayalah mama dan papa di rumah bahwa mendidik anak sejak dini jauh lebih baik ketimbang mereka harus susah payah memperbaiki diri di masa depan akibat kelalaian orang tua.
Withdrawal of love
Strategi disiplin ini terkait dengan orang tua yang melibatkan pengacuhan, pengisolasian, atau menunjukkan ketidaksenangan terhadap anak. Sebetulnya, saya sangat tidak menyarankan hal ini.
Namun, kadang-kadang orang tua yang sudah sangat lelah mengurusi anaknya, secara tidak sadar menunjukkan withdrawal of love atau penarikan kasih sayang atau cinta kepada si kecil.
Orang-orang yang menerapkan teknik atau strategi ini biasanya melakukan hal tersebut dengan asumsi bahwa anak akan berubah jika diri mereka mendapat pengabaian. Padahal bisa jadi tidak demikian, anak bisa saja cenderung merasa diri mereka tidak berharga sebab sekali berbuat salah, mereka akan dikucilkan.
Apabila terus-menerus menerapkan teknik ini, maka anak bisa menjadi pribadi yang merasa tidak berharga. Selanjutnya anak akan tumbuh menjadi sosok yang berusaha menyenangkan siapa saja.
Perasaan ditinggalkan atau terkucilkan bisa saja melekat dalam diri mereka. Tentunya sebagai orang tua kita tidak mengharapkan hal tersebut terjadi.
Sekadar tambahan, keefektifan strategi disiplin bisa berbeda untuk anak yang satu dengan anak yang lainnya. Hal ini sangat bergantung kepada kepribadian orang tua, kepribadian anak, usia anak, hubungan antara orang tua dan anak, pengetahuan orang tua, serta kebiasaan, dan budaya masing-masing.
Namun secara umum biasanya metode induksi lebih efektif untuk mama dan papa terapkan. Akibat adanya proses diskusi dan ruang berekspresi dari anak, teknik ini dapat menumbuhkan rasa empati.
Nah, itulah tadi empat teknik atau strategi yang biasa orang tua lakukan dalam mendisiplinkan anak. Kira-kira, teknik atau cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan seperti apa yang sudah mama dan papa lakukan?
Sumber Gambar: freepik.com
0 Comments