Tuturmama – Sambil menangis sesegukan dan menggendong anaknya, seorang mama muda curhat tentang beratnya jadi ibu rumah tangga. Di bawah langit mendung, curhatan mama muda itu akan membuat siapa saja trenyuh.

Mama muda berbaju terusan abu-abu itu menyampaikan bahwa menjadi ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang sangat berat. Mama muda yang menggendong anak kecil menangis itu bahkan mengatakan tekanan ibu rumah tangga hampir membuatnya depresi.

Memanglah, kita tidak bisa meremehkan pekerjaan ibu rumah tangga. Pekerjaan non stop 24 jam itu sangat penuh dengan tekanan. Jika bukan karena cinta, mungkin tidak ada yang mau menjadi ibu rumah tangga.

Rawan depresi

“Depresi ibu rumah tangga itu nyata. Kau bisa saja cinta setengah mati pada anakmu, ingin memberinya semua hal terbaik di dunia, tetapi untuk mengurusnya siang dan malam bisa sangat melelahkan dan menghilangkan semangat.”

“Ibu yang mengurus anak dan rumah cenderung lebih mudah terkena depresi ketimbang ibu yang bekerja,” tulis keterangan video.

Baca Juga : Pesan Seorang Suami Kepada Istri yang Butuh Liburan “Pergilah, Bu, Bahagiakan Dirimu”

Tingkat depresi pada ibu yang hanya di rumah saja juga bisa muncul dari kurangnya apresiasi dari lingkungan sekitar.

Masih banyak yang menyepelekan

Sampai detik ini, nyatanya tidak sedikit orang yang masih menyepelekan peran ibu rumah tangga dan menganggapnya sebagai tugas yang mudah.

Stigma itulah yang membuat banyak IRT merasa tertekan karena pekerjaannya tak mendapat penghargaan yang semestinya. Suami, mertua, bahkan sanak saudara sering kali memandang pekerjaan ibu yang mengurus rumah hanya sebelah mata.

Banyak orang menganggap pekerjaan ibu di rumah sepele karena hanya mengurus anak dan rumah. Padahal mengurus anak adalah pekerjaan yang tidak main-main.

Baca Juga : Belajar dari Kasus Novia Widyasari, Ini yang Harus Mama Lakukan

Posisi serba salah

Tidak hanya ibu yang memilih di rumah saja, loh, yang menghadapi dilema. Seorang ibu yang bekerja juga tidak lepas dari stigma negatif.

Mama yang juga bekerja pasti pernah mendapat pertanyaan, “Gimana anaknya di rumah? Siapa yang ngurus?”

Padahal meski bekerja, kita tentu sudah menentukan langkah terbaik untuk anak di rumah. Hanya saja, sebagian besar orang memang suka memberi stigma negatif.

Nah, Ma. Saat memilih menjadi wanita karir adalah sebuah kesalahan, memilih menjadi ibu yang di rumah saja juga memberikan tekanan yang tak kalah berat.

Mari saling menghargai

“Mungkin para ibu akan lebih merasa bahagia jika orang-orang bahkan suami, lebih mau mengakui dan menghargai pekerjaan mereka sehari-hari. Memang hal tersebut membutuhkan kerjasama dari suami dan masyarakat agar si ibu merasa lebih baik secara emosional.”

Baca Juga : 6 Tips Khusus Pola Hidup Sehat untuk Ibu Hamil

“Jangan lagi meremehkan pekerjaan seorang ibu yang memilih di rumah. Karena sejatinya, pekerjaan IRT tidak kalah berat dengan pekerjaan karyawan kantor dan semacamnya.”

Selain jangan meremehkan, juga jangan menghakimi para IRT yang memilih memakai jasa pembantu atau asisten untuk membantunya mengurus rumah.

Ibu rumah tangga itu hebat. Sebagai sesama ibu, jangan sampai saling membandingkan satu sama lain. Apalagi sampai saling menjatuhkan, mari kita saling mensupport.

“Kita tidak pernah tau masalah apa yang sedang dihadapi para mama. Stop saling menjatuhkan dan mari support satu sama lain.

Sumber Gambar :