Fenomena Citayam Fashion Week di SCBD, Jalan Pilihan Remaja Masa Kini
Tuturmama – Seperti yang kita ketahui SCBD di bilangan Jakarta merupakan singkatan dari Sudirman Central Business District. SCBD adalah kawasan bisnis, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pusat hiburan di bagian Selatan Jakarta yang menjadi lokasi fenomena Citayam Fashion Week.
Daerah ini terbilang “elit” karena kebanyakan anak muda di kawasan tersebut menyebut diri mereka anak Jaksel. Sebagian dari mereka bekerja di perkantoran dengan gedung yang tinggi dan memakai barang-barang branded.
Anak Jaksel terkenal karena cara bicara mereka bercampur dengan dialek Inggris. Mungkin mereka merasa lebih keren dengan perpaduan bahasa Indonesia dan bahasa asing. Sebenarnya fenomena anak Jaksel sudah terjadi sejak lama dan tidak asing lagi bagi warga yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.
Tapi akhir-akhir ini munculnya fenomena baru, Citayam Fashion Week di kawasan SCBD yang merupakan singkatan dari “Sudirman Citayam Bojonggede Depok.”
Awal Mula Fenomena Citayam Fashion Week
Semua ini berawal dari tenarnya sepasang kekasih bernama Jeje dan Roy di platform TikTok. Mereka sering berada di kawasan Sudirman dengan gaya yang nyentrik. Mereka selalu terlihat mesra bahkan tak canggung untuk berpelukan di depan khalayak umum.
Selain itu keduanya juga saling menyuapi makanan satu sama lain. Bahkan Jeje, sebutan untuk si anak perempuan yang terlihat memiliki rambut pendek, tak malu-malu untuk tidak melepaskan pelukan erat kepada Roy ketika seorang pemuda mewawancarainya.
Roy adalah seorang remaja pria berasal dari Citayam. Dia memang memang seringkali nongkrong dengan kawan sebayanya di kawasan Sudirman dan sekitarnya.
Sedangkan Jeje adalah seorang remaja yang tinggal di daerah Kemang. Sebelum terkenal seperti sekarang, Jeje sudah melakoni dunia model di kawasan Sudirman dan juga sebagai content creator.
Citayam Fashion Week Sebagai Ajang Pamer Outfit
Kembali ke fenomena ini, entah siapa yang memprakarsai ide Citayam Fashion Week, di mana banyak anak-anak remaja hingga dewasa berkumpul dengan memamerkan outfit alias fashion style masing-masing. Mereka berasal dari berbagai kawasan, mulai dari Jakarta, Citayam, Bogor, Depok, dan sekitarnya.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan memberikan tanggapan terkait fenomena SCBD. Dilansir dari akun Instagramnya, Anies mengatakan, “Kita menyiapkan ruang ketiga menjadi ruang yang menyetarakan. Maksud dari ruang ketiga adalah ruang kita bersama di antara ruang pertama (rumah) dan ruang kedua (tempat kerja/belajar).”
Jalan Sudirman dapat dinikmati oleh siapapun agar mereka yang datang memiliki pengalaman baru. Tempat ini secara sosial tidak hanya khusus untuk kalangan menengah ke atas. Justru demokratisasi, siapa saja bisa menikmatinya.
Tambahnya lagi, “Jadi kita mencoba membuat tempat ini menjadi ruang ketiga yang mempersatukan, ruang ketiga yang menyetarakan. Biarlah mereka semua menikmati dengan caranya masing-masing karena yang terpenting agar selalu menjaga kebersihan dan menjaga ketertiban di kawasan tersebut, agar dapat dinikmati semua kalangan masyarakat.”
Masa Depan Anak-Anak di SCBD
Fenomena SCBD ini juga mendapat tanggapan dari Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Beliau mengatakan akan memberikan beasiswa kepada remaja-remaja SCBD yang tidak mengenyam pendidikan.
Di sana ada sebagian remaja yang memang sudah tidak lanjut sekolah. Menurut Sandi, fenomena ini dapat menarik perhatian bagi daya tarik pariwisata. Sehingga mereka yang putus sekolah akan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan jenjang pendidikannya.
Tapi pernyataan Menparekraf ini langsung ditolak mentah-mentah oleh salah satu remaja yang bernama Roy. Dia mengaku sudah tidak ada lagi ada keinginan melanjutkan sekolah karena menurutnya tidak ada jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus setelah selesai sekolah nanti. Dia juga saat ini ingin menekuni profesinya sebagai content creator.
Dari kalangan masyarakat sendiri banyak yang menanggapi fenomena Citayam Fashion Week ini, baik tanggapan yang positif maupun negatif. Banyak dari masyarakat mengapresiasi kalangan remaja tersebut dengan membuat gelaran Citayam Fashion Week sebagai ajang untuk mereka berekspresi menunjukkan penampilan yang trendy dan fashionable.
Selagi para remaja tersebut tidak melakukan pelanggaran ataupun melakukan kriminalitas, masyarakat memaklumi. Memang pilihan di era modern saat ini lebih beragam ketimbang masa-masa sebelumnya.
Fenomena Metrosentrisme
Dikutip dari akun TikTok @edcent.id, menurut pengamat sosial dari Universitas Indonesia, fenomena ini terkenal dengan metrosentrisme. Yaitu sebuah sikap atau preferensi terhadap kehidupan perkotaan. Fenomena ini terjadi karena beberapa hal.
Pertama, pengaruh media sosial karena saat ini banyak remaja sedang mencari jati diri. Sementara media sosial menjadi salah satu pengaruh besar terhadap pembentukan jati diri. Kedua, persepsi terhadap kehidupan di perkotaan yang menjadi sumber trend masa kini karena gaya hidup populer banyak berasal dari lingkungan perkotaan.
Ketiga, ajang ekspresi diri karena adanya keinginan untuk eksis dan mendapat pengakuan dari masyarakat. Keempat, karena kemudahan akses dan jalur transportasi yang ada, yang ini merupakan ruang umum terbuka untuk semua orang.
Hiruk pikuk kota metropolitan memang selalu menjadi magnet tersendiri, baik dari trend fashion, karier, maupun dari segi lainnya. Jadi tak heran jika kota metropolitan menjadi kiblat daerah lain dalam hal apapun termasuk dengan adanya fenomena Citayam Fashion Week.
Mendukung dan Menjaga Ketertiban
Fenomena Citayam Fashion Week di SCBD menuai pro dan kontra. Tapi bagaimana kita menyikapinya selagi para remaja tersebut tidak melakukan aktivitas yang meresahkan, tidak tawuran, tidak mencuri, dan hal-hal negatif lainnya.
Sebaiknya kita sebagai warga Jakarta mendukung aktivitas mereka karena Gubernur DKI Jakarta pun sudah memberikan tanggapan dan mendukung remaja-remaja tersebut untuk menikmati kawasan SCBD. Asalkan dengan syarat menjaga ketertiban dan kebersihan seperti sedia kala.
Satpol PP pun sudah pemerintah kerahkan untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan di beberapa titik kawasan. Pemerintah berharap semua yang menikmati kawasan tersebut tanpa terkecuali bisa menjaga fasilitas-fasilitas yang tersedia.
Yakni dengan tidak merusak, tidak mencoret-coret, dan membuang sampah pada tempatnya. Tidak lupa juga untuk tetap menjaga protokol kesehatan, karena saat ini masih dalam kondisi Covid-19. Semua itu harus tetap terjaga agar suasana tetap kondusif dan nyaman.
Sumber Gambar: freepik.com
0 Comments