Tuturmama – Mempelajari bagaimana gaya pengasuhan orang tua pada anak tidak ada habisnya, sebab tiap orang tua punya caranya masing-masing. Tidak semua orang tua pernah benar-benar mendapat sebuah pelatihan khusus atau mendapatkan pembelajaran menggunakan kurikulum tertentu untuk mengasuh anak agar tumbuh dengan baik. Kenyataannya, formula orang tua dalam mengasuh anaknya memang berbeda-beda terlepas dari benar dan salahnya. Perbedaan tersebut akan berpengaruh terhadap karakter yang anak bangun.
Semua orang tua tentunya ingin anaknya memiliki pribadi yang baik dan sehat. Agar bisa memahami lebih dalam bagaimana gaya pengasuhan yang kita berikan kepada anak, berikut empat gaya pengasuhan beserta dampaknya pada anak menurut ahli parenting, Diana Baumrind; Maccoby & Martin.
4 Gaya Pengasuhan Orang Tua Menurut Diana Baumrind; Maccoby & Martin:
1. Authoritarian Parenting (Gaya Otoriter)
Orang tua dengan gaya pengasuhan ini cenderung menghukum anak tanpa alasan. Kemudian, mereka juga menuntut anak agar mengikuti segala arahan yang mereka berikan tanpa adanya penghargaan terhadap kerja keras yang telah anak lakukan. Orang tua dengan gaya pengasuhan ini juga cenderung kaku, banyak mengontrol, dan hanya memberikan sedikit ruang diskusi kepada anak. Orang tua sering kali menuntut terlalu banyak pada anak-anak dan bahkan tidak memberikan mereka ruang untuk bereksplorasi.
Dampak yang timbul pada anak dengan gaya pengasuhan ini adalah anak akan sering terlihat tidak bahagia, takut, dan cemas. Mereka akan cenderung melakukan perbandingan antara dirinya dengan orang lain. Anak-anak yang selalu diarahkan oleh orang tuanya juga akan sulit membangun inisiatif. Hal ini membuat anak akan sulit melakukan sebuah kegiatan tanpa adanya sebuah arahan. Dampak lain yang dapat timbul adalah adanya pengaruh terhadap kemampuan anak dalam berkomunikasi. Anak-anak dengan gaya pengasuhan ini cenderung kesulitan mengekspresikan diri, sehingga hal ini juga akan mempengaruhi hubungan sosial anak.
2. Authoritative Parenting
Orang tua yang menggunakan gaya pengasuhan ini terlibat aktif dalam mendampingi tumbuh kembang anak. Mereka juga mendukung anak menjadi pribadi yang mandiri. Meski begitu, mereka tetap disiplin dalam mengasuh dan menempatkan batasan serta kontrol pada tindakan mereka. Orang tua dengan gaya pengasuhan ini juga memberikan ruang diskusi antara ia dan anak mereka. Adanya ruang diskusi membuat orang tua lebih mudah dalam mengekspresikan kehangatan serta kepedulian mereka kepada anak.
Anak-anak yang diasuh dengan gaya pengasuhan ini akan terlihat lebih ceria, memiliki pengendalian diri yang cukup baik, dan juga adanya kepercayaan diri. Sehingga, anak-anak yang diasuh menggunakan gaya pengasuhan ini akan cenderung berorientasi pada prestasi. Mereka juga mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan lingkungan mereka, terutama teman sebaya. Anak yang tumbuh dengan gaya pengasuhan ini cenderung mampu menghadapi tekanan dengan baik. Jadi, meski ada tekanan yang nantinya mereka hadapi, mereka mampu mengatasinya.
3. Neglectful Parenting (Gaya Pengabaian)
Orang tua dengan gaya pengasuhan ini sangat kurang terlibat dengan kehidupan anak. Orang tua biasanya lepas kontrol dan tidak mendampingi dalam tumbuh kembang anak. Anak cenderung tidak lekat dan tidak memiliki ikatan emosional dengan orang tuanya. Anak-anak yang mengalami gaya pengasuhan ini sering diasosiasikan dengan anak yang tidak kompeten secara sosial, khususnya terhambatnya kontrol diri.
Dampak yang timbul dari gaya pengasuhan ini adalah anak akan mengembangkan perasaan bahwa orang tua lebih mementingkan aspek lain dalam hidup mereka ketimbang dirinya. Oleh karena itu, kebanyakan anak kesulitan mengontrol diri dan tidak dapat mengatasi kemandirian dengan baik. Bukan hanya itu, anak-anak juga cenderung memiliki self-esteem (harga diri) yang rendah, cenderung tidak dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang matang, dan bisa jadi terisolasi dari keluarga.
Pada saat remaja, anak-anak yang terasuh menggunakan gaya pengasuhan ini cenderung memperlihatkan kenakalan. Kebanyakan anak yang melakukan kenakalan remaja karena adanya hubungan yang tidak baik dengan orang tua mereka.
Catat! Inilah Dampak Negatif yang Dialami Anak Jika Orang Tua Merokok!
4. Indulgent Parenting (Gaya Pengasuhan Terlalu Ramah)
Orang tua sangat terlibat dengan anaknya secara emosional, tetapi tidak memberikan kontrol dan tuntutan. Orang tua dengan gaya pengasuhan ini cenderung memberikan segala hal yang anaknya inginkan tetapi tidak ada aturan yang jelas kepada anak.
Dampak yang terjadi kepada anak dengan gaya pengasuhan ini adalah anak jarang belajar menghormati orang lain dan memiliki kesulitan dalam mengendalikan tingkah laku mereka. Anak bisa saja tumbuh menjadi pribadi yang agresif dan mendominasi.
Gaya pengasuhan yang orang tua berikan mempengaruhi perkembangan anak. Orang tua harus pandai-pandai mendidik anaknya yang masih kecil agar dapat berperilaku dan beradaptasi dengan baik di lingkungan.
Dari keempat gaya pengasuah tersebut, gaya authoritative yang paling ideal, tentunya orang tua berharap mampu menjadikan anaknya sosok yang mandiri dan dapat berprestasi.
Namun, kenyataanya tidak semua orang tua menerapkan gaya pengasuhan authoritative. Turut terlibat dalam tumbuh kembang anak dan membantu agar anak menjadi pribadi yang mandiri tentunya sulit. Bahkan, sebagai orang tua, kita belum tentu mampu menerapkan gaya pengasuhan tersebut karena kita sendiri dulunya tidak merasakan pengasuhan dengan cara demikian.
Orang tua cenderung mengasuh anaknya dengan gaya pengasuhan yang ia terima sejak masih kecil. Bila dulunya orang tua mengalami gaya pengasuhan otoriter atau mengekang, bisa jadi ia cenderung akan mengekang anaknya juga. Hal ini merupakan sebuah lingkaran setan yang harus segera diputus. Oleh karena itu, orang tua zaman sekarang perlu membekali diri mereka dengan ilmu parenting, sehingga kita dapat mengetahui hal yang memiliki dampak baik untuk anak dan hal yang bisa saja berdampak buruk.
Kesimpulannya adalah bahkan sebelum menjadi orang tua, kita perlu belajar, apa lagi ketika kita telah menjadi orang tua. Jangan pernah lelah untuk membekali diri agar anak kita kedepannya dapat tumbuh kembang dengan baik.
Sumber Gambar: istockphoto.com