5 Kegiatan Anak Sebelum Tidur agar Anak Cerdas
Tuturmama – Sebelum tidur, mungkin Mama atau Papa biasa membacakan dongeng untuk si kecil. Ini adalah salah satu kegiatan anak sebelum tidur yang kabarnya bisa menjadikan si kecil menjadi anak yang cerdas. Albert Einstein pun pernah berkata, “If you want your children to be intelligent, read them fairytales.”
Namun, tahukah Mama bahwa sebetulnya ada banyak ritual sebelum tidur lain yang punya banyak manfaat untuk anak? Tentu, sebagai orangtua kita tidak hanya berharap anak jadi cerdas secara intelegensi saja, tapi juga secara emosional dan spiritual.
Jadi, selain membacakan cerita, luangkan waktu juga untuk melakukan lima ritual penting berikut ini bersama anak sebelum tidur:
Kegiatan Anak Sebelum Tidur
Bercerita Soal Pengalaman Hari Ini
Salah satu cara untuk bisa membangun bond alias kelekatan dengan anak adalah dengan saling bercerita. Tanpa interupsi gawai, ajak anak bercerita soal kegiatannya hari itu. Mama bisa mulai dengan menceritakan apa saja yang anak lakukan sepanjang hari saat ia di sekolah.
Berceritalah dengan gaya yang menarikdan selipkan juga beberapa kosa kata baru supaya anak bisa menambah perbendaharaan katanya. Boleh juga menambah humor supaya Mama dan si kecil bisa tertawa bareng. Setelah itu, minta anak untuk ganti bercerita.
Kalau anak sudah sekolah, minta ia menceritakan pengalamannya di sekolah tadi. Jangan potong pembicaraannya dan jangan koreksi kata-kata yang salah. Ketika sudah selesai bicara, Mama bisa mengoreksi yang salah dengan mengucapkan versi benarnya. Jika cerita anak kurang jelas, Mama bisa tanya-tanya lebih spesifik.
Bagaimana jika anak belum sekolah?
Kegiatan anak sebelum tidur jika belum sekolah bisa mama lakukan dengan memintanya bercerita tentang apa saja yang sudah ia lalui hari ini di rumah. Bahkan meski Mama dan si kecil menghabiskan waktu bersama di rumah, biarkan anak bercerita dari sudut pandangnya.
Tunjukkan perhatian Mama dengan cara melakukan kontak mata. Tertawalah jika ia menceritakan hal yang baginya lucu. Ajukan pertanyaan untuk mendorong anak bercerita lebih lengkap.
Mengeluarkan Uneg-uneg
Tahukah Ma, mengeluarkan isi hati itu bukan cuma bisa dilakukan bersama sesama orang dewasa saja. Mama juga bisa, bahkan dianjurkan untuk melakukannya bersama anak.
Jika hari ini anak berbuat kenakalan dan Mama memarahinya sampai menangis, ajak ia bicara dari hati ke hati. Saat sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk memberi nasihat.
Tanyakan pada anak, apa yang membuatnya marah, kecewa, dan sedih hari ini. Jika anak sudah mengungkapkan perasaannya, sekarang giliran Mama untuk menjelaskan kepadanya, mengapa Mama sampai marah tadi. Ini saatnya untuk mengajarkan anak nilai-nilai yang Mama dan Papa anut.
Minta Maaf
Banyak orangtua yang masih merasa tidak perlu minta maaf pada anaknya. Padahal, sadar atau tidak, betapa seringnya kita menyakiti hati kecil mereka. Meski kita tidak mau anak tumbuh menjadi orang dewasa yang penuh luka-luka batin akibat orangtua, toh kita sendiri masih sering khilaf dalam memarahi anak.
Maka, satu-satunya cara untuk sedikit mengobati rasa sakit hatinya adalah dengan meminta maaf. Mintalah maaf dengan tulus pada anak. Pandang matanya dalam-dalam ketika Mama mengucapkan kata maaf sehingga anak tahu bahwa Mama bersungguh-sungguh.
Ucapkanlah dengan jujur bahwa Mama tadi tidak mampu mengontrol emosi, bahwa Mama masih belajar untuk bisa jadi orangtua yang baik.
Meminta maaf mungkin terdengar simpel tapi efeknya luar biasa. Anak akan mengerti bahwa orangtuanya tidak sempurna, tapi berusaha untuk jadi yang terbaik baginya. Rasa sedih anak karena tadinya merasa bahwa ia tidak disayang, bisa terhapuskan.
Hal yang lebih penting lagi, anak juga akan belajar pentingnya meminta maaf. Ketika ia berbuat salah, ia tidak akan ragu untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada siapapun.
Kontak Fisik
Setelah meminta maaf, tentu saja Mama juga harus memeluknya. Peluk dan dekap si kecil, usap punggungnya, berikan juga ciuman sayang di pipi dan kening. Katakan lagi bahwa Mama menyanginya, bahwa Mama bersyukur si kecil sudah hadir dalam kehidupan Mama.
Jika si kecil sudah agak besar dan sudah mengerti, katakan ia adalah sahabat terbaik Mama dan Mama mendoakan yang terbaik untuknya. Hal ini karena pelukan dan dekapan akan membuat anak merasa aman dan penuh cinta.
Ibaratkan hati anak itu serupa tangki air. Namun, alih-alih air, isinya adalah rasa cintanya pada orangtua. Ketika Mama memarahinya atau bahkan sampai mencubitnya, isi tangkinya akan berkurang.
Sebaliknya, ketika Mama menghabiskan waktu dengannya, membacakan cerita, minta maaf, dan memeluknya erat-erat serta mengingatkannya lagi bahwa apapun yang terjadi Mama tetap sayang padanya, tangki cintanya akan terisi lagi.
Belajar Agama
Apapun keyakinan Mama, agama itu adalah sesuatu yang personal. Berarti, anak harus banyak belajar agama dari keluarga salah satunya dengan menjadikannya kegiatan anak sebelum tidur. Luangkan waktu untuk meningkatkan kecerdasan spiritualnya.
Seperti misalnya, Mama bisa mengajarinya membaca Iqro’ atau memberinya hafalan surat-surat pendek dan doa sehari-hari. Mama juga bisa mengajarinya membaca Alkitab dan membacakannya buku-buku agama untuk anak yang berisikan kisah-kisah suri tauladan tokoh besar agama dan kepercayaan Mama.
Di sini, Mama juga bisa ajarkan si kecil tentang ajaran agama, apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Tidak perlu yang berat-berat, cukup dari hal-hal kecil. Seperti mengajarkan untuk saling menyayangi sesama, harus saling membantu dan menolong, serta mengasihi hewan-hewan.
Kegiatan anak sebelum tidur itu bisa jadi quality time bersama anak yang sayang untuk mama lewatkan. Ini adalah waktu ketika si kecil sudah merasa rileks dan tenang, yang berarti alam bawah sadarnya sedang terbuka lebar.
Ketika alam bawah sadar anak terbuka, itu berarti kita bisa menanamkan hal-hal yang ingin kita tanamkan di benak si kecil sebagai bekal hidupnya kelak. Sayang, kan, waku emas mendidik anak ini kalau terlewat?
Sumber Gambar: freepik.com
0 Comments