Madrasatul Ula, Peran Perempuan Sebagai Pembangun Peradaban

Published by Ermayani on

Tuturmama – Al Ummu Madrasatul Ula menjadi sebuah hadits yang dapat mengunci perempuan jika perannya diartikan sempit sebagai “madrasah”, seolah-olah perempuan tak membutuhkan kegiatan yang lainnya. Padahal begitu banyak Hadits Nabi yang menjelaskan kewajiban perempuan, khususnya dalam mencari ilmu.

Dalam hadits lain juga dijelaskan bahwa perempuan adalah tiang agama tegak atau rubuhnya suatu bangsa ditentukan oleh kualitas perempuan, apabila perempuan baik maka selamatlah negara itu, apabila kualitas perempuan tidak baik maka hancurlah negara itu. Artinya di tangan perempuanlah nasib masa depan suatu bangsa, jika perempuan mempersiapkan pendidikan untuk generasi dengan baik dan berkualitas maka akan menghasilkan peradaban yang berkualitas juga.

Tingginya kesadaran pendidikan bagi perempuan berdasarkan data BPS tahun 2018 yang menunjukkan Angka Partisipasi Kasar tingkat Perguruan Tinggi perempuan lebih tinggi persentasenya daripada laki-laki, yaitu sebesar 3,12 persen poin (26,70 persen berbanding 23,59 persen) membawa permasalahan tersendiri. Perempuan menuntut aktualisasi perannya di publik dengan menjadi wanita profesi yang sesuai dengan bidangnya dan mengabaikan perannya dalam mengurus rumah tangga dan mendidik anak. Bahkan saat ini banyak perempuan yang rela menitipkan anaknya kepada tempat pengasuhan anak demi mengejar karir daripada mendidik anaknya sendiri. Lantas bagaimana pendangan Islam mengenai tugas dan kewajiban perempuan sebagai seorang ibu yang menjadi madrasah pertama bagi anaknya?

Baca Juga:

Ummu Asy-Syifa, Guru Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Potensi Perempuan Sebagai Madrasatul Ula

Dalam kosmologi Islam perbedaan jenis kelamin bukanlah dianggap sebagai suatu bentuk ketidakadilan. Laki-laki dan perempuan memiliki fisik dan biologis yang berbeda. Perbedaan tersebut keduanya mampu menentukan peran dan tugasnya masing-masing sebagai khalifah di muka bumi. Demikian pula perbedaan antara laki-laki bukan dianggap sebagai suatu ketidakadilan akan tetapi wujud untuk saling melengkapi menuju keseimbangan. Allah memberikan laki-laki dan perempuan masing-masing potensi. Potensi tersebut akan semakin sempurna jika keduanya saling melengkapi dan bekerja sama sebagaimana kinerja alam semesta.

Allah memanifestasikan sifat kelembutan, penuh kasih sayang dan keindahan kepada perempuan. Perempuan pada fitrahnya memiliki porsi kasih sayang yang lebih besar dari pada laki-laki. Hal ini sebagaimana Badiuzzaman Said Nursi sampaikan bahwa, “sifat dan subtansi paling mendasar pada diri perempuan ialah kecenderungannya untuk menyayangi” Sifat inilah yang mendorong perempuan untuk mengambil peran sebagai istri dan ibu (madrasatul ula) tempat pendidikan pertama bagi anak. Sifat kasih sayang yang terdapat dalam diri perempuan inilah yang diutamakan dalam membangun tegak dan kokohnya keluarga untuk meraih kebahagiaan keluarga.

Potensi perempuan sebagai pendidik utama dalam keluarga (madrasatul ula) juga dibuktikan dari struktur anatomi otak perempuan. Corpus collasum yang menghubungkan otak kiri dan kanan dengan system limbik yang meregulasi emosi, sehingga otak mampu bekerja secara holistic. Corpus colosum pada perempuan lebih tebal daripada laki-laki. Konsekuensinya perempuan dapat menyelesaikan banyak pekerjaan secara bersamaan (multitasking). Seorang ibu bisa mengurus rumah tangga sambil mengasuh anaknya secara bersamaan.

Baca Juga:

Hindun binti ‘Utbah, Musuh Rasul yang Berbalik Menjadi Sahabat

Secara fisiologis, corpus callosum lebih banyak meregulasi perilaku emosional, khususnya mengekspresikan sikap fleksibilitas, kerjasama dan deteksi kesalahan (introspekif). Untuk itu perempuan lebih mampu mengontrol emosi daripada laki-laki ketika berhadapan dengan anak-anak.

Selain itu, pada area broca yang berfungsi meregulasi pemrosesan bahasa serta pemahaman pembicaraa. Area broca pada perempuan lebih luas daripada laki-laki. Hal ini berimplikasi pada penguasaan bahasa dan pemahaman artikulasi kata pada perempuan lebih baik daripada laki-laki. Setiap hari perempuan mampu mengucapkan lebih dari 25.000 kata perhari sedangkan laki-laki hanya mamapu mengucapkan 12.000 kata perhari. Keterampilan dalam bahasa ini diperlukan dalam mendidik anak karena akan mempercepat proses penguasaan bahasa pada anak.

Kedudukan perempuan sebagai madrasatul ula (pendidik pertama bagi anak) merupakan fitrah bagi seorang perempuan, karena Allah telah memanifestasikan sifat penuh kasih sayang dan kelembutan salah satu tujuannya adalah menjadi pemancar cahaya kasih sayang dan sumber ketentraman (sakinah) dalam keluarga. Selain itu berdasarkan penelitian di bidang neurosain menunjukkan perbedaan struktur anatomi otak perempuan yang menjadi daya dukung untuk mewujudkan pendidikan anak.

Urgensi Parenting Education bagi Perempuan

Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang paling besar peranannya dalam membentuk sebuah peradaban. Lahirnya sebuah peradaban yang baik berawal dari pendidikan dalam keluarga. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terpenting bagi perkembangan dan pembentukan kepribadian anak sebagai pondasi bagi kehidupannya kelak. Peran orang tua terutama seorang ibu dalam mendidik anak menjadi faktor penentu keberhasilan perkembangan anak.

Perempuan mempunyai peran strategis dalam upaya mencetak generasi yang cerdas serta berakhlak. Di tangan seorang perempuan akan lahir para generasi penerus bangsa. Baik buruknya generasi penerus masa depan tergantung dari bagaimana perempuan dalam mendidik anak-anak mereka. Sebagaimana Imam Abdul Hamid jelaskan bahwa, “ketika kau mendidik anak laki-laki, maka kau sedang mendidik satu orang. Namun ketika engkau mendidik anak perempuan, sejatinya engkau mendidik sebuah umat.”

Peranan perempuan sebagai madrasatul ula ini, menuntut adanya pendidikan yang memadahi bagi perempuan. Peningkatan kualitas pendidikan bagi perempuan menjadi sebuah keniscayaan yang harus diperjuangkan dan diprioritaskan. Tentunya peningkatan kualitas pendidikan perempuan tersebut meliputi pendidikan intelektual, keterampilan, kepribadian, spiritual dan beberapa kompetensi lain sebagai bekal pendukung perempuan sebagai madrasatul ula dalam keluarga serta sebagai perancang peradaban bangsa melalui generasi-generasi emas yang dihasilkan.

Baca Juga:

Mengenal Nyai Pandan, Mursyid Tarekat Perempuan Pertama di Indonesia

Parenting merupakan proses pengasuhan atau mendidik anak dan mengembangkan potensi anak dalam keluarga sejak anak masih dalam kandungan hingga anak mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Pendidikan dalam keluarga bukan hanya mengenai pembentukan kepribadian anak, melainkan mencakup pendidikan akhlak, intelektual, fisik, psikologis, keagamaan dan pendidikan seksual.

Terlebih pada era sekarang, arus informasi begitu luas tanpa sekat dan batas. Masa ketika nilai-nilai kebenaran dan kebathilan sulit untuk kita bedakan. Memang sangat tidak mungkin di era digital sang anak bisa terbebas dari dampak buruk perkembangan teknologi, yang perlu orangtua lakukan adalah mempersiapkan agar anak mampu menolak pengaruh negatif teknologi informasi. Orang tua harus mampu mendidik anaknya sesuai dengan zamannya agar anak bisa menempatkan diri sesuai tuntutan zaman.

Peran Perempuan sebagai Madrasatul Ula

Isu kesetaraan gender yang menuntut perempuan untuk menunjukkan aktualisasinya di ruang publik, yang justru melahirkan kompetisi antara laki-laki dan perempuan. Tanpa kita sadari perempuan justru menarik dirinya dari fitrah yang sudah menjadi takdir Allah. Bahkan anak yang lahir dari rahimnya pun luput dari pengawasan dan pendidikan seorang ibu. Sudah saatnya para perempuan sadar akan tugas mulia sebagai seorang ibu yang melahirkan generasi berkeadaban.  Puncak kemuliaan seorang perempuan yaitu menjadi tonggak peradaban melahirkan dan mempersiapkan generasi terbaik untuk masa depan.

Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana anak mendapatkan pengaruh dari anggota keluarganya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya. Perempuan merupakan pembangun sejati masyarakat yang bernama keluarga. Penduduk di dunia ini semua terlahir dari rahim seorang perempuan. Posisi perempuan sebagai ibu ini yang menentukan arah dan peradaban suatu bangsa. Di tangan perempuanlah nasib masa depan suatu bangsa, jika perempuan mempersiapkan pendidikan untuk generasi dengan baik dan berkualitas maka akan menghasilkan peradaban yang berkualitas juga.

Baca Juga:

Maria Ulfah, Perempuan Sarjana Hukum Pertama dan Jasanya Terhadap Indonesia

Lahirnya tokoh ilmuwan professional yang terlibat langsung dalam membangun peradaban, tak lepas dari peran perempuan sebagai madrasatul ula. Kita harus mengikis anggapan tidak pentingnya pendidikan bagi perempuan karena perempuan hanya bertugas di ranah domestik (mengurus rumah tangga dan mendidik anak). Justru peran perempuan dalam mendidik anak ini sangat perlu adanya upaya peningkatan pendidikan bagi perempuan. Karena melalui pendidikan perempuan akan lahir generasi penerus peradaban.

Perempuan sebagai tonggak peradaban, untuk membentuk pondasi peradaban yang kokoh membutuhkan perempuan-perempuan yang tangguh, berkualitas, berpendidikan, adaptif terhadap perkembangan zaman serta memiliki spiritualitas yang baik agar mampu menghasilkan generasi yang unggul.

dhankasri hindisextube.net hot bhabi naked rebecca linares videos apacams.com www tamilsexvidoes lamalink sexindiantube.net chudi vidio sex mns indianpornsluts.com hd xnxxx shaving pussy indianbesttubeclips.com english blue sex video
savita bhabhi xvideos indianxtubes.com xxx bombay live adult tv desitubeporn.com mobikama telugu chines sex video indianpornsource.com video sex blue film sex chatroom indianpornmms.net old man xnxx aishwarya rai xxx videos bananocams.com sex hd
you tube xxx desixxxv.net xossip english stories sanchita shetty pakistaniporns.com mom sex video cfnm video greatxxxtube.com sex marathi videos mmm xxx indianpornv.com sexxxsex xvideosindia indianhardcoreporn.com ajmer sex video