Memahami Bahasa Emosi Pasangan

Published by Sofia Grace on

TuturmamaHingga saat ini masih terdengar kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi pada seorang istri. Kebanyakan orang hanya akan menyalahkan pihak suami yang kasar dan tak berperikemanusiaan terhadap istrinya. Padahal, kekerasan dalam rumah tangga juga bisa dilakukan oleh seorang istri terhadap suami karena faktor kurangnya pemahaman terhadap bahasa emosi pasangan.

Masyarakat sering menganggap istri sebagai pihak yang tersakiti dan menjadi korban, tetapi benarkah demikian yang terjadi?

Beberapa waktu yang lalu aku menonton acara talk show Close The Door melalui kanal YouTube Deddy Corbuzier. Ada satu pernyataan Deddy yang menggelitik sanubariku. Pernah suatu ketika dia bertengkar hebat dengan kekasihnya.

Perempuan itu dengan suara keras menantang Deddy agar menampar atau memukulnya kalau berani, tak pelak pria berkepala plontos itu jadi bingung sendiri. Dalam hati sebenarnya dia sudah muak pada perempuan itu dan ingin sekali memberinya pelajaran. Namun, kalau dia mengarahkan tangan pada kekasihnya itu, pasti ia yang akan disalahkan, entah oleh pihak keluarga sang kekasih atau pun oleh publik jika peristiwa itu sampai tersebar luas.

Akhirnya, karena Deddy masih bisa berpikir waras, ia tak meladeni tantangan wanita itu. Singkat cerita, mereka putus dan menempuh jalan hidup masing-masing. Deddy menceritakan secuil kisah hidupnya itu pada bintang tamunya yang bernama Denny Sumargo, rekannya sesama YouTuber yang sekarang tengah naik daun.

Saat itu Denny hadir bersama Olivia, wanita yang belum lama menjadi istrinya. Baik Deddy maupun Denny sama-sama tidak menyukai sikap wanita yang suka menantang seperti itu. Mengancam untuk dikerasi secara fisik, diceraikan, atau bahkan dipersilakan jika ingin main belakang.

Bagi kedua selebritas tersebut, kaum adam rata-rata mempunyai harga diri yang tinggi. Jika ditantang dengan menggebu-gebu, kebanyakan akan melakukan tantangan tersebut. Ujung-ujungnya yang terjadi adalah penyesalan kenapa sampai terpancing emosi dan melakukan perbuatan yang sebelumnya tak terpikirkan oleh mereka.

Memahami Bahasa Emosi Pasangan

Pernyataan Deddy dan Denny itu mengingatkanku pada seorang kakek bijaksana yang dulu pernah memberi nasihat padaku.

“Laki-laki itu makhluk yang aneh, mereka bisa berselingkuh dengan perempuan yang lebih jelek dan lebih bodoh dari istrinya sendiri. Itu karena mereka merasa lebih nyaman bersama perempuan lain yang bisa menghargainya. Jangan pernah bersikap menantang bila sedang berdebat dengan suami, karena itu akan melukai harga dirinya. Seorang pria yang terluka harga dirinya akan menyambut tantangan itu tanpa ragu dan pada akhirnya kedua belah pihak sama-sama tersakiti.”

Nasihat yang kakek itu sampaikan ternyata sejalan dengan prinsip kedua selebritas tadi. Seorang laki-laki membutuhkan penghargaan dari pasangannya. Dalam kondisi tidak sepaham, istri sebaiknya tidak melontarkan ucapan-ucapan yang kelak akan membuatnya menyesal.

Aku jadi bertanya-tanya, apakah kasus kekerasan dalam rumah tangga yang selama ini terjadi juga diwarnai oleh ucapan-ucapan bernada menantang yang istri lontarkan pada suami? Lalu bagaimana cara yang efektif untuk mencegah terjadinya kekerasan tersebut?

Mengalah untuk Mencegah Rumah Tangga Terbelah

Menurut pendapatku, barangkali mengalah bisa menjadi solusi karena ucapan bermakna tantangan yang istri ucapkan pada seorang suami adalah bentuk bahasa emosi pasangan. Bahasa emosi pasangan terjadi ketika seseorang sedang emosi terhadap pasangannya, hingga bisa melontarkan kata-kata yang berusaha menyerang dan menyakiti pasangannya.

Dalam rumah tangga, memang ada yang harus mengalah ketika terjadi pertengkaran. Tujuannya agar tidak terjadi perpecahan. Baik suami atau istri harus bisa memahami bahasa emosi pasangan, agar keduanya tahu bahwa itu hanya bahasa emosi yang terucap sesaat.

Itulah yang kulakukan jika berselisih paham dengan suami. Apa pun masalahnya, siapa pun yang sebenarnya salah, aku cenderung mendiamkan suami bila dia marah-marah. Kubiarkan saja dia meluapkan emosinya sepuas mungkin, asalkan tidak sampai menyakiti fisikku.

Pun jika suami sampai membanting pintu dengan keras, tak pernah kubalas dengan melakukan hal serupa. Kutahan emosiku dalam hati, karena aku paham bahwa itu adalah bahasa emosi pasangan yang terjadi saat amarah menguasai suamiku. Sebaliknya, aku akan berdoa agar pernikahanku tetap utuh apa pun yang terjadi.

Memang tak mudah melakukan hal itu, karena terkadang aku pun tersulut emosi. Namun, ternyata sikap diamku itu membuat emosi suamiku perlahan-lahan luruh. Harus ada salah satu yang mengalah dan tetap tenang agar tidak terjadi perpecahan dalam keluarga. Menghadapi bahasa emosi pasangan harus dengan kepala dingin agar pasangan segera sadar bahwa tindakannya salah.

Berusaha Menjaga Keutuhan Rumah Tangga dengan Memahami Bahasa Emosi Pasangan

Selang satu-dua hari kemudian barulah kusapa suamiku atau langsung kupeluk dia dari belakang, kami berdamai seketika. Setelah itu kuajak suami bicara baik-baik menggunakan intonasi suara selembut mungkin demi menenteramkan hatinya. Tujuannya agar kami berdua bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Kemudian kuminta suami menyadari kelakuannya yang marah-marah itu. Dia biasanya menurut karena sadar bahwa ia salah. Biasanya suami akan memberiku giliran untuk melampiaskan kekesalan terhadapnya, meskipun aku tak akan melakukannya. Aku hanya akan memeluk suami sambil mengucap terima kasih.

Aku jadi berpikir bahwa dalam suatu hubungan bukan hanya harus memahami love language atau bahasa cinta pasangan, tetapi juga harus memahami bahasa emosi pasangan. Agar kita tahu ketika pasangan marah, ia akan mengeluarkan bahasa-bahasa yang bisa meluapkan emosinya.

Degan begitu kita tidak akan menanggapi ucapan-ucapan pasangan saat mereka marah karena tahu bahwa itu hanya emosi sesaat. Setiap rumah tangga punya cara masing-masing untuk menjaga keutuhan rumah tangganya. Tapi yang pasti, dalam setiap rumah tangga, baik suami atau istri harus bisa mengalah dan tidak mengedepankan ego masing-masing.

Tak ada pihak yang menang maupun kalah karena pernikahan bukanlah arena pertarungan. Yang terpenting adalah kedua belah pihak menyadari kekurangan dan kelebihan pasangan.

Sumber Gambar: istockphoto.com


0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

dhankasri hindisextube.net hot bhabi naked rebecca linares videos apacams.com www tamilsexvidoes lamalink sexindiantube.net chudi vidio sex mns indianpornsluts.com hd xnxxx shaving pussy indianbesttubeclips.com english blue sex video
savita bhabhi xvideos indianxtubes.com xxx bombay live adult tv desitubeporn.com mobikama telugu chines sex video indianpornsource.com video sex blue film sex chatroom indianpornmms.net old man xnxx aishwarya rai xxx videos bananocams.com sex hd
you tube xxx desixxxv.net xossip english stories sanchita shetty pakistaniporns.com mom sex video cfnm video greatxxxtube.com sex marathi videos mmm xxx indianpornv.com sexxxsex xvideosindia indianhardcoreporn.com ajmer sex video