Kisah Teladan Akibat dari Memandang Rendah Orang Lain
Tuturmama – Memandang rendah orang lain sangat mudah kita lakukan, bahkan seringkali kita menemui orang orang seperti itu. Sebenarnya apa yang membuat seseorang dipandang rendah? Apakah karena pakaiannya? Warna kulitnya? Atau bahkan hobinya?
Apa karena pakain tidak sesuai dengan standart yang ada, lantas kita merasa pantas memandang orang itu dengan pandangan yang merendahkan? Bahkan yang paling tidak masuk akal adalah warna kulit yang mungkin coklat atau bahkan hitam juga bisa menjadi alasan untuk memandang rendah orang lain.
Mungkin kita lupa jika Bilal bin Rabah, kekasih Rasul sang pengumandang adzan terindah itu berkulit hitam. Namun yang sering kita temui sekarang adalah banyak yang memandang rendah orang lain karena warna kulit yang tidak putih.
Selain itu, ada juga yang memandang rendah karena hobi seseorang. Misalnya saja orang lain memiliki hobi yang jauh dari kata “keagamaan.” Sebuah hobi yang mungkin tidak mencerminkan seorang muslim atau muslimah sehingga kita memandang rendah mereka.
Agama Melarang Kita Memandang Rendah Orang Lain
Segala yang bertentangan dengan agama Islam memang tidak benar, segala yang tidak bermanfaat juga tidak bisa dibenarkan untuk kita lakukan. Tapi bagaimana cara kita tahu jika sesuatu itu tidak bermanfaat?
Beberapa hal yang mungkin dari luar terlihat tidak mengandung unsur keagamaan, siapa yang tahu jika di dalamnya ternyata justru ada unsur yang dapat membuat sesorang itu lebih semangat menjalani kehidupan dan berubah menjadi orang yang berbudi pekerti baik.
Kita tidak pernah tahu apa yang pernah seseorang alami sehingga dia seperti sekarang. Seperti dalam pepatah “You never know before you walk in my shoes.”
Orang sibuk menghakimi seakan dia yang paling tahu apa yang benar dan apa yang salah. Banyak orang mengatakan, “Ngapain, sih, kamu gitu? Nagapain, sih, suka itu? Ngapain, sih, suka ini? Tidak bermanfaat sama sekali!”
Bagaimana jika semua pertanyaan yang seolah menghakimi itu kita ubah, seperti, “Kamu suka ini, ya? Kamu suka begini, ya? Pasti ada yang spesial, apa yang membuat kamu bisa menyukai hal itu?”
Ingatlah bahwa tidak semua yang kita lihat seperti tidak bermanfaat itu benar benar tidak bermanfaat. Ada kalanya justru yang terlihat tidak bermanfaat di mata kita justru bermanfaat bagi yang lain. Oleh karena itu jangan memandang rendah orang lain sesuka hati.
Kisah Teladan tentang Memandang Rendah Orang Lain
Ada sebuah cerita dari seorang alim ulama wali Allah SWT. Beliau selama hidup tidak pernah melakukan dosa sekalipun, sehingga ke manapun beliau pergi selalu mendapat naungan awan yang menjaga beliau dari panas dan terik matahari atau dinginnya angin malam.
Suatu saat beliau sedang dalam suatu perjalanan, kemudian di tengah jalan bertemu dengan seorang pendosa. Bahkan begitu banyak dosanya hingga seluruh kota mengenali dia.
Singkat cerita sang wali duduk berdampingan dengan pendosa tersebut untuk istirahat dari perjalan. Mereka saling diam, tidak ada yang memulai percakapan namun di dalam pikiran mereka masing-masing sangat berisik.
Pendosa itu membatin, “Bagaimana aku bisa duduk berdampingan dengan seorang wali Allah? Aku sangat tidak tahu diri! Beraninya aku yang berlumur dosa ini berada di samping sang wali Allah. Bahkan di atasnya terdapat awan yang menaungi. Ya, Allah seberapa mulianya orang ini sampai Engkau menitipkan awan untuk menjaganya? Apakah dia bisa mencium bau busuk dari dosa dosa yang aku lakukan….”
Di saat yang sama sang wali Allah itu pun membatin, “Ya Allah kenapa orang ini tidak pernah sadar akan dosanya? Kenapa dia terus mengulangi dosa yang sama? Apa dia tidak takut padaMu? Apa dia tidak ingat kematian?”
Dalam Islam, Inilah 6 Sikap Suami Saat Istri Menolak Berhubungan
Hal yang terjadi selanjutnya adalah sesuatu yang sangat mengejutkan mereka berdua. Awan yang menaungi sang wali berpindah ke atas kepala sang pendosa. Cahaya yang sebelumnya memancar dari sang wali berpindah kepada si pendosa.
Sombong adalah Sifat yangBerbahaya
Apa sebenarnya yang menyebab kan hal itu terjadi?
Ya! Benar! Semua itu terjadi karena sang wali memandang rendah orang lain. Secara tidak langsung dia sombong akan apa yang dia lakukan, dia sombong dengan dirinya.
Ingatlah suatu hal, yakni bahwa Allah tidak bisa mentolerir kesombongan dan persekutuan. Ini karena sombong hanya milik Allah SWT dan tiada Tuhan selain Allah SWT.
Kita tidak dibenarkan untuk memihak pada orang yang tidak mencerminkan muslim atau muslimah. Namun tidak ada seorang pun yang boleh memandang rendah orang lain. Ketika kita memandang rendah orang lain, maka kita telah melakukan kesombongan dan mengklaim bahwa diri kita lebih baik dari orang tersebut.
Bahkan iblis keluar dari surga akibat sifat sombong yang tumbuh padanya. Hal ini menunjukkan betapa buruknya sifat sombong sehingga perlu kita hindari.
Jangan Merasa Lebih Baik dari Orang Lain
Sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, jangan pernah merasa diri sendiri lebih baik dari orang lain. Utamanya dalam hal keagamaan dan ketaqwaan kepada Alla SWT.
Kita tidak pernah tahu amalan apa yang seseorang lakukan di kala sepi. Mungkin saja ia terlihat seperti berandalan, namun ternyata ada amalan tersembunyi yang ia lakukan. Bahkan bisa saja kita yang merasa telah melakukan banyak ibadah namun justru memandang rendah orang lain akan tidak Allah sukai.
Ini karena memandang rendah kepada orang lain dan merasa menjadi paling baik adalah sebuah kesombongan. Selalulah rendah hati dan semoga kita semua dijauhkan dari rasa sombong.
Sumber Gambar: freepik.com
0 Comments