Mengasuh dan Mendidik Anak dengan Sabar
Tuturmama – Tidak semua orang tua tahu cara mengasuh dan mendidik anak dengan benar. Orang tua sering kali memarahi anak jika mereka melakukan kesalahan atau kenakalan. Menurut saya hal tersebut baik untuk anak. Bentuk amarah dari kedua orang tua justru bisa menjadi sarana untuk memberi anak kesadaran apabila mereka telah melakukan kesalahan. Namun, jangan terlalu sering juga memarahi anak.
Orang tua bisa menggunakan banyak metode untuk memberitahu anak jika mereka salah, sesuai kepribadian dari anak tersebut. Namun, jika orang tua melakukan tindakan lebih dari memberi nasihat, seperti main fisik, memukuli, mencubit, menampar, dan sebagainya, maka perbuatan tersebut masuk dalam kategori kekerasan pada anak.
Tindakan tersebut jelas bukan cara yang benar untuk mengasuh dan mendidik anak. Mengapa bisa dikatakan seperti itu? Karena orang tua tidak boleh bermain fisik kepada anak-anaknya, meskipun anak-anak mereka memang susah diatur.
Setidaknya orang tua bisa mengingatkan buah hati dengan cara yang lembut dan tidak mengandung unsur kekerasan. Ketika seorang anak memang sudah melewati batas kewajaran nakal, orang tua boleh main fisik, tetapi dengan syarat tidak boleh menyakiti anaknya dan dengan tujuan memberikan kesadaran bagi anak-anak mereka.
Zaman sekarang sudah banyak perbedaan jika membandingkannya dengan zaman dahulu. Dulu tindakan kekerasan dari orang tua tidak akan menjadi masalah hukum, kecuali pembunuhan. Banyak kasus orang tua memukul anak dengan sapu karena pulang telat atau susah makan tetapi tidak menjadi masalah.
Beda halnya dengan masa sekarang, di mana tindak kekerasan kepada anak akan mendapat hukuman, baik kekerasan di sekolah maupun di rumah. Ketika orang tua maupun guru mengasuh dan mendidik anak dengan keekrasan fisik, maka pihak berwajib dari pemerintah berhak mengusutnya dan dapat menjatuhkan hukuman pada orang tua.
Lantas, bagaimana cara benar mengasuh dan mendidik anak pada masa kini tanpa menggunakan kekerasan dan kekasaran?
Mengasuh dan Mendidik Anak dengan Sabar
Ada banyak pembelajaran yang bisa orang tua ambil dari sekian banyak fenomena parenting yang terjadi di masyarakat. Salah satunya bersikap sabar dalam menghadapi tingkah laku anak. Orang tua tidak perlu bertindak dengan menggunakan kekerasan.
Coba cara lain seperti memberikan anak nasihat yang berbobot menggunakan kata-kata lembut. Seperti, “Nak, janganlah berperilaku seperti itu. Tindakan yang sudah kamu lakukan dapat merugikan orang lain termasuk dirimu sendiri.”
Nasihat seperti itu secara perlahan akan membuat anak sadar bahwa tindakannya salah. Mereka secara bertahap akan berpikir secara bijak untuk menentukan sikap dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Terkadang ada anak yang tetap mengulangi kesalahan yang sama.
Mungkin orang tua bisa kesal jika mengalami hal seperti itu. Namun, orang tua jangan membiarkan anaknya ketika mereka melakukan kesalahan yang sama. Lakukan cara yang baik untuk menyadarkan anak bahwa tindakannya tidak benar.
Memberikan Nasihat secara Berkala
Terus beri mereka nasihat agar mereka sadar bahwa perilakunya salah dan tidak benar. Tidak perlu bosan dalam menasihati anak, karena itu sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab orang tua kepada anak-anaknya.
Solusinya lainnya orang tua bisa menggunakan kalimat seperti ini, “Nak, kalau kamu mengulangi perbuatanmu lagi, nanti teman-temanmu menjauh. Anak-anak lain bisa menjauhimu karena sikap burukmu. Jadi, jangan ulangi lagi, ya.” Nasihat seperti itu juga secara perlahan dapat mengubah kenakalan seorang anak.
Nasihat-nasihat dari orang tua tidak akan menimbulkan tindak kekerasan kepada anak, tapi tetap dapat memberikan kesadaran kepada mereka. Mungkin orang tua bisa mencobanya terlebih dahulu, sebelum memikirkan seperti apa respons anak nantinya.
Sebelum memberi nasihat lihat dulu diri sendiri, apakah anak bersikap nakal karena mencontoh orang tuanya atau bukan. Jika iya, maka orang tua juga harus introspeksi diri sebelum menegur anak dengan nasihat. Karena pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya tidak pernah keliru.
Cara Menjadi Orang Tua yang Sabar
Mengasuh dan mendidik anak dengan kesabaran memang tidak mudah, tetapi tidak ada salahnya untuk orang tua coba. Ada tiga cara yang bisa orang tua coba agar bisa sabar dalam membesarkan anak. Mulai dari mengontrol diri sebelum berbicara pada anak, menghadapi dengan santai, sampai memberi anak kasih sayang.
Mengontrol Diri atau Manajemen Emosi
Sebelum menegur anak atas tindakannya, atur dulu emosi dalam diri. Jangan sampai melakukan tindakan kekerasan karena tidak dapat mengontrol emosi. Coba beri hukuman kecil dan sederhana pada buah hati. Tujuannya agar mereka sadar.
Setelah masa hukuman selesai, barulah ajak bicara anak. Cobalah komunikasi dari hati ke hati dan sampaikan rasa kecewa pada anak. Sedikit banyak anak akan mengerti bahwa tindakannya membuat sedih orang tua dan merugikan dirinya sendiri. Jangan lupa, gunakan nada yang lembut selama berbicara dengan anak.
Menghadapi dengan Santai
Coba hadapi sikap nakal si kecil dengan santai dan rileks. Anggap saja kelakuannya memang hal yang umum, jika perilakunya masih berada pada batas wajar. Anggap saja sikap anak sebagai ujian dan tantangan bagi orang tua.
Memberi Anak Kasih Sayang
Mengasuh dan mendidik anak dengan sabar bisa dengan cara memberinya kasih sayang. Anak yang nakal dan susah diberitahu bisa jadi karena ia kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Cobalah untuk memeluk anak dan mengelus kepalanya.
Berikan sentuhan-sentuhan pada anak agar ikatan antar orang tua dan anak makin erat. Cara tersebut bisa membuat anak merasakan kasih sayang sehingga anak tidak akan bersikap nakal di luar batas wajar.
Dari tiga cara mengasuh dan mendidik anak dengan sabar, orang tua bisa memilih beberapa di antaranya. Setiap pilihan tentunya memiliki dampak yang berbeda pada anak-anak. Orang tua bisa memilih mau menggunakan cara yang mana setelah memperhitungkan risikonya.
Namun, orang tua harus percaya bahwa sikap sabar dalam mengasuh dan mendidik anak tidak akan mengecewakan dan akan membuahkan hasil yang manis.
Sumber Gambar: shutterstock.com
0 Comments