Mengenal Inner Child dan Cara Mengatasi Luka Masa Kecil
Tuturmama – Di era ini kita tentu sudah sering mendengar bahwa sebagai orang tua, kita harus berdamai dengan inner child. Terutama jika ada kemungkinan ia memiliki luka-luka yang belum sembuh.
Luka itu acap kali membuat sebagian dari diri kita melakukan kesalahan dalam mengasuh dan mendidik anak. Hal ini terjadi karena secara tidak sadar kita hal tersebut adalah hal yang normal. Sehingga, kita secara tidak sadar juga menormalisasinya dan kemudian melakukannya dalam praktek mendidik anak kita sendiri.
Siapa pun tentu tidak menginginkan siklus seperti ini berlangsung terus menerus. Agar hal tersebut tak terjadi, maka penting bagi untuk memahami apa yang memantik luka tersebut. Tentu supaya kita tidak melakukannya lagi pada sang buah hati dan menjaga kesehatan mental si kecil.
Nah, inner child sendiri mencakup aspek-aspek yang membangun kepribadian sejak masa kecil. Pengalaman dan pengetahuan yang seseorang dapatkan di masa kecil membentuknya menjadi sosok yang dewasa.
Agar bisa memahami lebih jauh perihal inner child, kita perlu mengetahui bagaimana hal tersebut bisa terbangun pada si kecil. Tujuannya agar kita mengetahui seberapa penting tahun demi tahun kehidupan anak untuk membangun inner child yang sehat.
Usia 0 sampai 6 Tahun
Kelahiran sampai usia 6 tahun ialah waktu yang paling berdampak dalam kehidupan kita. Pada masa ini, gelombang otak berada dalam keadaan theta, mirip dengan hipnosis.
Maka masa ini merupakan masa kita menyerap semua yang ada. Yaitu bahasa, cara hidup di dunia, bahkan juga cara menjalin ikatan dengan figur orang tua. Pada usia tersebut, anak-anak menginternalisasi segala sesuatu yang ia alami dan ketahui begitu saja tanpa bertanya ulang.
Berpikir kritis belum terbangun pada usia ini sehingga anak pun akan mempercayai segala pelabelan yang ia dapatkan. Misalnya label “si cengeng”, “si keras kepala,” atau pesan-pesan seperti, “kamu anak pintar karena dapat nilai yang bagus”. Anak-anak memaknai semua itu sebagai bagian dari diri mereka sendiri.
Sangat Bergantung Pada Orang Tua
Pada usia tersebut, anak masih sangat bergantung pada pengasuh utamanya, yakni orang tua. Sehingga mereka terus khawatir akan terpisah dari orang tua ketika mereka tidak melakukan semua pesan dan perkataan dari orang tua padanya.
Hasil dari perilaku semacam ini adalah pengondisian yang merupakan perilaku dan keyakinan inti yang kita adaptasi untuk bertahan hidup. Semua pengondisian pada akhirnya menyebabkan anak sampai tumbuh dewasa akan terbiasa menyangkal atau menekan bagian dari diri mereka sendiri.
Trauma Hingga Dewasa
Pada masa ini anak-anak akan meyakini bahwa ada sesuatu yang salah dengan diri mereka ketika orang tuanya tak mau menerima yang ia rasakan atau yang ia lakukan. Trauma batiniah ini akan anak bawa sampai dewasa dan menjadi masalah ketika trauma tersebut belum sembuh.
Fakta Hepatitis Misterius di Indonesia, Orang Tua Wajib Tau!
Kita bisa mengetahui betapa pentingnya pengasuhan sehat yang selalu bisa menerima si kecil tanpa syarat. Yakni yang bisa memvalidasi apa pun perasaan dan keinginan si kecil agar tidak memberikan trauma di masa depan kelak.
Untuk melakukanya, penting bagi papa dan mama untuk mengenali inner child diri sendiri dan mengatasinya. Karena kita tahu bahwa jika orang tua memiliki trauma yang belum terselesaikan, luka mereka sendiri yang mereka proyeksikan kepada anak-anaknya kelak.
Apa penyebab inner child terluka?
Terdapat banyak hal yang dapat mengganggu inner child di dalam diri papa dan mama terluka. Mungkin sebagian dari penyebab ini tampak seperti hal yang wajar terjadi pada anak-anak tanpa kita sadari.
Akan tetapi jika saat itu harus menghadapinya sendiri, maka perkembangan diri mungkin menjadi terpengaruh karenanya. Nah, berikut adalah beberapa hal yang mungkin dapat menjadi penyebab inner child di dalam diri terluka:
Kehilangan orangtua atau wali dan keluarga dekat.
Kekerasan fisik, emosional, atau seksual.
Pengabaian.
Penyakit serius.
Perundungan atau bullying.
Gempa bumi.
Perpecahan dalam keluarga.
Ada anggota keluarga yang menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Kekerasan dalam rumah tangga.
Ada anggota keluarga yang memiliki gangguan mental.
Hidup di pengungsian.
Terpisahkan dari keluarga.
Apakah kalian pernah mengalami salah satu kondisi di atas dan harus menghadapinya sendiri? Jika iya, maka kemungkinan inner child dalam diri Kalian sedang terluka.
Apa tkalian inner child terluka?
Selanjutnya kita bisa mengenali tkalian luka yang ada dalam diri, salah satunya adalah cara pkalianng terhadap dunia. Jika kalian merasa bahwa dunia bukan tempat yang aman, mungkin ada trauma masa kecil mendalam.
Nah, tkalian yang ada bisa kalian perhatiakn melalui ciri-ciri yang berikut ini:
Merasa ada yang salah dengan diri Kalian.
Selalu berusaha menyenangkan semua orang.
Terkadang merasa senang jika bermasalah dengan orang lain.
Susah move on dari orang lain.
Sering kali merasa cemas jika dihadapkan dengan sesuatu yang baru.
Rasa bersalah jika memberikan batasan atas diri Kalian kepada orang lain.
Selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan.
Perfeksionis.
Sering kesulitan memulai dan menyelesaikan tugas.
Selalu mengkritik diri sendiri.
Sering merasa malu saat harus menunjukkan perasaan.
Malu dengan bentuk tubuh sendiri.
Sering menaruh curiga kepada orang lain.
Berusaha menghindari konflik bagaimanapun caranya.
Takut ditinggalkan.
Bagaimana mengatasi inner child yang terluka?
Ada beberapa cara yang bisa papa dan mama lakukan untuk mengatasi luka yang ada pada masa kecil. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Memahami apa yang terjadi pada sisi anak-anak
Penyebab luka masa kecil sangat mudah sebagian orang pahami. Misalnya, mengalami kekerasan fisik saat kecil bisa menjadi penyebab berbagai masalah emosi yang muncul saat beranjak dewasa.
Namun, bagi sebagian lainnya, penyebab luka masa kecil tidak mudah mereka identifikasi. Artinya, diri sendiri mungkin tidak tahu apa tepatnya pengalaman di masa lalu yang membentuk amarah atau perasaan-perasaan negatif tertentu.
Nah, agar berhasil menyembuhkan luka itu, kalian perlu benar-benar mengetahui apa penyebab dari luka yang ada. Jika tidak bisa menemukannya sendiri, cobalah cari bantuan ahli profesional untuk membantu mengatasi.
Menyayangi sisi anak-anak di dalam diri Kalian
Ketika masa kecil, papa dan mama mungkin mengalami suatu kejadian traumatis yang menimbulkan perasaan ragu terhadap kasih sayang orangtua dan anggota keluarga lainnya terhadap diri sendiri. Bahkan, sekalipun orangtua dan saudara lainnya kerap menunjukkan rasa sayang mereka.
Oleh sebab itu, kita harus memberikan rasa kasih sayang yang murni dan tulus kepada sisi anak-anak dalam diri. Dengan begitu, akan lebih bisa merasakann rasa kasih sayang sesungguhnya yang mungkin saat masih kecil tidak kita dapatkan.
Mencoba mendengarkan sisi anak-anak
Tak hanya mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian, kita juga perlu mendengarkan sisi anak-anak yang ada di dalam diri sendiri. Jika benar-benar memerhatikan dan merasakan, bisa jadi ada sebagian dari diri yang berusaha keras untuk mendapat pemahaman dan pengertian.
Cara Mudah Mengobati dan Memperbaiki Penyakit Mental Secara Alami
Bagian dari diri itu bisa jadi sisi anak-anak yang terluka dari kecil dan membutuhkan perhatian. Cobalah berkomunikasi dengan inner child yang terdapat di dalam diri. Berikanlah ia pengertian dan kasih sayang sehingga perlahan mampu mengatasi luka mendalam yang selama ini terpendam.
Ada sebuah penelitian yang dalam International Journal of Qualitative Studies in Health and Well-being. Pengalaman di masa lalu dapat memberikan pembelajaran yang bermanfaat untuk jangka panjang, hingga kita tua nanti
Oleh sebab itu, cobalah untuk berdamai dan bersatu dengan inner child untuk hidup yang lebih baik dan memiliki ciri keluarga harmonis.
Sumber Gambar: pexels.com