Pesan untuk Sarjana Muda, Sukseslah dengan Doa Ibu
Tuturmama – Pesan untuk Sarjana Muda, Sukseslah dengan Doa Ibu
Setiap orang pasti memiliki mimpi tinggi yang ingin ia capai, bahkan orang sukses selalu bilang bermimpilah setinggi-tingginya agar jatuh pun masih berada di antara bintang yang berhamburan.
Tidak ada yang salah dengan doktrin yang demikian karena berani bermimpi sama artinya memulai untuk sesuatu yang harus kita gapai. Meskipun dalam kenyataanya selalu ada rintangan dalam menggapai tujuan, percayalah kita tidak perlu puntus asa dan menyalahi keadaan.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan tanpa harus berpatokan pada satu jalan. Ada yang bersemak belukar, ada jalanan sempit seperti gang, ada juga jalan tol, dan jalan pintas.
Semua itu adalah bukti bahwa kita perlu menyiapkan planning A sampai Z dalam menggapai tujuan. Kita juga harus siap menghadapi situasi di lapangan karena setiap jalan yang kita lalui pasti ada trek berbahaya dan kita perlu waspada.
Layaknya pengemudi, seorang dengan cita-cita tinggi harus menyiapkan diri dengan bekal yang memadai. Sebagai pemimpi banyak rintangan yang mugkin bisa menjegal perjalanan. Akan tetapi ingat bahwa penjegalan itu hanya iklan sementara yang justru membuat diri makin siap menggapai mimpi.
Pesan untuk Sarjana Muda: Perjuangkan Mimpimu dan Jangan Minder
Mimpi harus kita perjuangkan agar bisa menjadi kenyataan. Tak usah gubris cemoohan orang yang menyepelekan karena mereka hanya secuil debu yang menempel di sepatu. Kuatkan mentalmu agar tak goyah dengan hal sepele yang kadang menggangu dan terasa menyakitkan.
Banyak sarjana muda minder karena lama menjadi penganggguran dan seolah buntu tak ada pilihan. Pesan untuk sarjana muda, sadarlah bahwa sebagai freshgradute kita tak harus instan menjadi kaya. Layaknya ayam, bukankah kita baru menetas dan masih banyak perlu bimbingan?
Apapun yang orang katakan dan apa pun yang orang remehkan, jangan terlalu menjadi beban pikiran. Namun, cobalah percaya diri dan jadikan itu suntikan motivasi untuk menggapai mimpi.
Mungkin ada banyak sarjana muda yang pengangguran, tapi tidak sedikit juga sarjana muda yang sudah sukses bergelut di dunia pekerjaan. Sukses tidak instan, bisa jadi mereka memang sudah lebih dulu menanam atau sudah lebih dahulu melangkah dari kita.
Sisi positifnya adalah bahwa kita menjadi tahu bahwa kita memang perlu waktu untuk menanam dan waktu untuk menuai. Mereka di usia 35 tahun yang sudah sukses adalah berkat kerja keras 10 tahun lalu yang mereka lakukan.
So, pesan untuk sarjana muda yang sedang masa menetas, sadarlah kita masih pantas untuk menanam. Mulailah menanam dari sekarang agar kelak 5 tahun kemudian bisa kita tuai hasilnya.
Jadilah Pembeda Meski Sekarang Belum Apa-Apa
Sangat wajar rasanya bila para sarjana muda setelah lulus belum punya apa-apa dan belum menjadi siapa-siapa. Mereka adalah orang-orang baru, orang-orang yang baru menekan tombol start kesuksesan. Dengan segala rintangan mereka harus mampu menghadapi dan jangan menghindari.
Sunggguh beruntung sarjana muda yang bisa langsung terjun di dunia pekerjaan berkat relasi dan dukungan keluarga dan kerabat. Tolong doakan kepada teman sarjanamu yang lain agar segera menyusul dan meraih kesuksesan.
Sebenarnya sarjana muda harus berani menjadi pembeda. Di saat sarjana lain berkutat ingin menjadi pekerja, maka kamu harus menjadi seorang ledaer yang bisa membuka peluang kerja. Beranilah bermimpi menjadi big boss.
Tak apa merintis dari nol karena kita tahu bahwa from zero to hero dan from nothing to everything. So, make something and you get it. Niatkan dengan baik maka Insyallah akan ada jalan untuk mendapat hasil yang baik pula.
Memang bukan hal mudah, tapi ingat bahwa kita tak harus cepat pasrah. Perjuangkanlah mimpimu untuk kebahagaian orang tua dan orang-orang tersayangmu. Jadikan mereka sebagai saksi akan susksesnya dirimu.
Jangan Lupakan Doa Restu Ibu
Wahai sarjana muda, bukankah doa ibu adalah hal keramat yang diaminkan semesta?
Maka gapailah mimpimu dengan restu ibu. Kelak rintangan seberat apapun akan sirna dengan doa ibu yang hadir di setiap sujud pagi, siang, dan malamnya.
Refleksi Kemerdekaan Indonesia yang Seperti Kisah Cinderella
Kelak setelah sukses meraih impianmu, janganlah sombong dan tetaplah membumi, walau sudah melangit tetaplah berbakti dan harus tau diri. Sangat hina seuah kesuksesan bila tidak bakti kepada orang tua.
Orang tua terutama ibu, ia adalah pemegang kunci restu langit dan bumi, ridhonya ibu bahkan meyertai ridho dari Tuhan. Maka seimbangkahlah usaha meraih mimpimu dengan restu dan doa dari ibu agar kebaikan dan kelancaran terus membersamai perjalananmu.
Sukses tanpa restu orangtua tidak akan sama berkahnya dengan mereka yang mendapat restu. Ini karena sukses yang seperti itu adalah sukses dalam sesat. Bahkan mereka yang tersesat hanya akan suskses sesaat.
Wajar saja karena mereka memang tidak mendapat berkat. Bagaimanapun orangtua, apalagi ibu, adalah jimat yang teramat keramat. Tergantung dengan perilakumu, jika baik akan selamat dan buruk justru akan tersesat.
Nah, jadi bagaimana sarjana dan anak-anak muda? Yuk, kita gapai mimpi dengan tak lupa berbakti agar kelak kesuskesaan menjadi berkah.
Pesan untuk sarjana muda bahwa sukses pasti akan sejalan dengan sosok anak yang berbakti dan inilah yang merupakan ksesuksesan sejati. Coba saja tanyakan kepada mereka yang sukses tentang rahasia apa yang bisa menjadikannya menjadi sukses?
Jawabanya, pasti ada satu peran doa sakral dari oragtua yang selalu menyertai. Selalu ada puja-puji kepada Tuhan agar anaknya memiliki jalan sukses yang mudah, agar anaknya bisa meraih impian.
Yuk, para pengejar mimpi, pintalah restu ibu sebelum memulai langkah baik cita-citamu. Semoga mimpimu, mimpiku, dan mimpi kita segera menjadi nyata dengan bekal restu dan doa ibu.
Sumber Gambar: freepik.com
0 Comments