Strict Parents, Benar atau Salah?

Published by Hasna on

Tuturmama Rasanya aku ingin terbang bebas seperti burung-burung di udara, tidak seperti burung dalam sangkar yang tidak bisa kemana-mana. Aku tidak jauh bedanya dengan burung dalam sangkar karena orang tuaku termasuk strict parents.

Awalnya aku tidak tahu apa itu strict parents. Aku hanya tahu bahwa orang tuaku sangat disiplin dan tidak suka dibantah. Semua aturan yang mereka buat harus kupatuhi. Mereka ketat dan tegas padaku.

Awalnya aku merasa semua yang orang tuaku lakukan tidak ada salahnya, sampai aku menginjak bangku sekolah menengah atas. Saat itu, ketika teman-temanku mengajak pergi jalan-jalan ke salah satu mal di kotaku, orang tuaku melarang dengan alasan kegiatan itu tidak bermanfaat. Katanya, jika memang ingin sekali pergi ke mal, aku bisa pergi bersama mereka.

Memang benar aku bisa pergi bersama orang tuaku, tapi rasanya tentu akan berbeda ketika aku pergi bersama teman-teman sebaya. Saat mengutarakan pada teman-temanku bahwa aku tidak mendapat izin, mereka cukup terkejut. Salah satu temanku bertanya tanpa bermaksud menyinggung, ia tanya apakah orang tuaku termasuk strict parents.

Cara untuk Mengatasi dan Menghentikan Pola Asuh Toxic Parenting

Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya karena aku pun tak paham. Melihatku yang tidak bisa menjawab pertanyannya, temanku menjelaskan sedikit tentang strict parents. Anya―nama temanku―bilang bahwa strict parents adalah gaya parenting atau pola asuh ketat yang menerapkan banyak aturan.

Penjelasan singkat Anya membuatku merasa seperti disiram air es, kaget dan terkejut. Tiba-tiba saja semua perlakuan orang tuaku melintas di kepala seperti sebuah tayangan film. Sejak itu aku sadar bahwa orang tuaku termasuk strict parents.

Strict Parents, Pola Asuh yang Salah atau Benar?

Semua tanda-tanda strict parents jelas ada pada kedua orang tuaku, tapi aku baru sadar sekarang. Selama ini mereka selalu membatasi aktivitasku, sehingga aku tak bebas melakukan apa yang aku mau dan apa yang aku suka. Mereka juga cenderung kaku dalam berinteraksi denganku sehingga membuat hubungan keluarga ini terkesan hambar.

Apalagi aku anak perempuan pertama dalam keluarga, ada banyak harapan yang orang tuaku taruh di pundakku. Mereka ingin aku menjadi anak yang sukses versi mereka. Karena itu mereka mengarahkanku untuk menjadi seorang anak yang mereka mau.

Tak jarang aku mendapat hukuman ketika tak memenuhi harapan mereka. Selalu ada konsekuensi yang harus aku terima jika melakukan kesalahan dan melanggar aturan yang telah mereka buat. Alhasil, aku jadi sering berbohong untuk menghindari hukuman dari orang tuaku.

Tanda-Tanda Strict Parents

Sebenarnya aku sering berbohong pada orang tuaku karena takut mendapat hukuman. Aku sudah terlalu sering mendapat petuah dari mereka sehingga rasanya aku jenuh. Jenuh karena tidak bisa hidup bebas tanpa kekangan orang tua.

Aku tahu, orang tuaku hanya ingin yang terbaik untukku. Namun, cara mereka salah karena membuatku tertekan dan tidak bahagia. Mereka hanya mengutamakan keinginan mereka tanpa peduli apa yang sebenarnya aku inginkan.

Dari TK sampai SMA, orang tuaku yang selalu memilih sekolah mana yang harus aku masuki. Padahal sejak awal, aku tidak ingin sekolah di sini, meskipun sekarang aku punya beberapa teman baik. Sebenarnya aku ingin masuk SMK jurusan tata boga. Aku senang memasak, tetapi orang tua tidak mendukung minta dan bakatku tersebut.

5 Tipe Orang Tua Berdasarkan Gaya Asuhnya

Aku harus masuk jurusan IPA karena menurut mereka jurusan itu akan menjamin masa depanku. Tidak hanya itu, mereka juga kerap menerapkan aturan tertentu tanpa mempertimbangkan perasaan dan pendapatku. Jika aku menuruti perkataan mereka, tidak ada yang kudapat, bahkan ucapan terima kasih sekalipun.

Sebaliknya, jika aku melanggar maka yang kudapat adalah hukuman dan ancaman uang jajan berkurang. Meskipun aku hanya melakukan kesalahan kecil, mereka tidak akan memberikan toleransi. Orang tuaku terlalu ketat dan disiplin. Aku tahu tujuan mereka baik, tetapi caranya yang kurang baik.

Aku jarang berbincang dengan kedua orang tuaku karena rasanya tidak nyaman, mereka selalu serius. Tidak pernah sekalipun aku berbincang dari hati ke hati dengan mereka, terutama mengenai masalah pribadi. Masalahnya, mereka juga tidak pernah benar-benar mendengarkanku.

Saat aku mengutarakan perbedaan pendapat, aku hanya akan mendapat teguran keras. Mereka juga jarang sekali memberiku izin untuk pergi keluar bersama teman-teman. Akhirnya aku terus mencari cara untuk bisa keluar rumah dan bersenang-senang menghabiskan waktu, meskipun harus berbohong.

Dampak Strict Parents pada Anak

Pola asuh yang ketat hanya membuatku menjadi seorang pembohong dan pengarang cerita yang handal. Aku kerap berbohong dan mengarang alasan untuk sekadar keluar rumah. Aku juga sering menyembunyikan sesuatu dari mereka.

Lucu sekali pikirku, untuk meminta izin pada orang tua aku harus merangkai kata demi kata agar mereka percaya dan tidak curiga. Aku sampai harus berlatih berkali-kali di dalam kamar agar ucapanku terlihat meyakinkan. Aku tahu tindakanku salah, tetapi aku juga ingin hidup bebas.

Maksudnya, aku ingin bisa seperti teman-temanku yang lain, bisa pergi nongkrong seperti anak muda kebanyakan. Toh teman-temanku baik, aku tidak akan salah pergaulan dan terjerumus dalam hal-hal tidak baik. Jadi kenapa orang tuaku melarang?

Larangan mereka hanya membuatku terus berbohong dan berbohong. Akhirnya aku lalai pada tanggung jawab dan bersikap semauku. Hubunganku dengan orang tua pun menjadi tidak baik karena aku selalu menghindar menghabiskan waktu bersama mereka.

Tanpa sadar aku tumbuh menjadi pribadi yang pemberontak dan sulit mengontrol emosi. Tapi yang lebih parah, aku tidak bisa meluapkan emosiku dan hanya memendamnya sendiri sampai aku sedikit depresi.

Walaupun begitu, aku masih bisa berpikir jernih sebagai anak perempuan pertama dalam keluarga. Kelak, aku tidak akan menjadi seperti orang tuaku yang menerapkan pola asuh strict parents. Karena aku sadar, pola asuh strict parents tidak benar dan tidak juga salah.

Aku akan menerapkan pola asuh yang sehat pada anakku kelak. Pola asuh yang tidak membuat anakku tertekan dan tumbuh menjadi pribadi yang salah.

Sumber Gambar: impendingdown.tumblr.com

Toxic Parenting, Pola Asuh yang Dapat Merusak Kesehatan Mental Anak


0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

dhankasri hindisextube.net hot bhabi naked rebecca linares videos apacams.com www tamilsexvidoes lamalink sexindiantube.net chudi vidio sex mns indianpornsluts.com hd xnxxx shaving pussy indianbesttubeclips.com english blue sex video
savita bhabhi xvideos indianxtubes.com xxx bombay live adult tv desitubeporn.com mobikama telugu chines sex video indianpornsource.com video sex blue film sex chatroom indianpornmms.net old man xnxx aishwarya rai xxx videos bananocams.com sex hd
you tube xxx desixxxv.net xossip english stories sanchita shetty pakistaniporns.com mom sex video cfnm video greatxxxtube.com sex marathi videos mmm xxx indianpornv.com sexxxsex xvideosindia indianhardcoreporn.com ajmer sex video