Tuturmama – Rumah tangga yang selalu adem ayem adalah dambaan bagi setiap pasangan suami istri. Sayangnya ada saja masalah yang akan muncul dalam rumah tangga. Salah satunya adalah suami kecanduan gadget yang terjadi pada keluarga kami.

Faktanya, setiap rumah tangga memang tidak akan pernah jauh dari yang namanya masalah. Entah itu permasalahan perbedaan prinsip, perbedaan kebiasaan, masalah keuangan, dan lain sebagainya. Itulah yang bernama bumbu dalam pernikahan.

Sebelum menikah, patut untuk kita pahami bahwa membangun sebuah rumah tangga memang bukanlah sesuatu hal yang mudah. Banyak hal yang harus kita pelajari, perbaiki, dan maklumi baik dari diri sendiri maupun dari pasangan. Maka jangan terkejut jika kehidupan berumahtangga tidak seindah resepsi dan pesta pernikahan.

Ketika mengarungi bahtera rumah tangga, banyak kebiasaan pasangan yang mungkin baru kita ketahui setelah menikah. Berbeda saat masih berpacaran yang penuh dengan keindahan dan cenderung saling menjaga image. Saat sudah menjadi suami istri, satu persatu kebiasaan baik atau buruk akan terbongkar secara perlahan.

Seperti pengalaman yang satu ini saat menghadapi kebiasaan suami yang gadget addict alias kecanduan gadget. Benar, benda yang satu ini memang sudah banyak membuat orang lupa waktu bahkan lupa dengan orang-orang di sekitarnya.

Sumber Gambar: Kalkulator Hamil, Cara Cepat Menghitung Usia Janin

Suami saya hobi sekali main game dan menonton anime. Saya sudah mengetahui hobinya itu sejak lama dan saya sudah memakluminya serta tidak merasa terganggu sama sekali. Karena saya paham kalau yang namanya sudah hobi maka akan sulit untuk kita tinggalkan.

Sama halnya seperti saya yang memiliki hobi membaca dan menulis. Suami tidak terganggu dan sama sekali tidak pernah membatasi hobi saya tersebut. Kesimpulannya, kami berdua sama-sama mendukung hobi masing-masing.

Namun cerita tersebut berbeda ketika kami memiliki buah hati. Singkat cerita, anak kami semakin tumbuh besar, aktif, dan mulai bisa mengoceh. Anak kami pun sudah mulai sering mengajak main ayah dan ibunya. Intinya, anak kami tersebut selalu minta ditemani saat bermain, baik di dalam maupun di luar rumah.

Tidak Punya Keturunan, Suamiku Pergi karena Mengira Aku Mandul

Suatu hari, suami saya baru saja pulang kerja. Beliau terlihat lelah dan hendak merebahkan badannya di sofa. Saat itu, anak kami yang baru saja bangun tidur di sore hari terlihat sangat senang mengetahui ayahnya sudah pulang dari bekerja. Seperti biasa, anak kami tersebut langsung mengambil mainan dan meminta ayahnya untuk menemaninya bermain.

Namun suami saya saat itu terlihat enggan untuk menemani anak kami bermain. Terlihat dari responnya yang justru mencoba untuk memejamkan mata. Ia juga beberapa kali menolak ketika anak kami berusaha menarik-narik tangan suami.

Namun karena anak kami terus-terusan merengek, otomatis suami saya tidak bisa langsung tertidur saat itu juga. Harapan saya saat itu adalah suami bisa menemani anak bermain karena sejak pagi sampai siang, saya sudah full menemaninya bermain. Ya, saya pun merasakan lelah yang amat sangat di hari itu.

Suami saya berbicara pada anak kami bahwa dia ingin beristirahat sejenak. Namun yang namanya anak-anak tentu tidak bisa menerima alasan tersebut begitu saja. Anak kami masih terus merengek dan mulai terlihat sebal karena tidak mendapat respon dari ayahnya.

Sumber Gambar: Jangan Menyentuh Anak Saya Sembarangan!

Karena tidak bisa tidur, saat itu suami saya mulai mengeluarkan gadget-nya dan menonton film anime yang ia suka. Saya yang melihat sikapnya itu merasa kesal karena beliau tidak bisa sejenak saja menggantikan saya menjaga anak atau setidaknya menenangkannya.

Tapi jangankan menenangkan, justru beliau justru mengalihkan pandangannya ke layar gadget. Dari kejadian ini saya baru bisa melihat dampak buruk game online. Alhasil, anak pun tidak bisa bermain dengan ayahnya.

Tidak berhenti sampai di situ, fokus suami saya terhadap gadget masih terus berlanjut hingga malam hari sampai anak kami menangis karena tidak ada teman bermain. Perlu diketahui bahwa anak saya sangat akrab dengan sang ayah.

Jika ada saya dan suami, maka anak saya lebih memilih ayahnya untuk menemani bermain. Ketika saya membujuk agar bermain dengan saya saja pun, dia tidak mau. Dia lebih memilih bermain bersama sang ayah.

Pa, Hati-Hati! Ini Azab Suami yang Menyakiti Hati Istri

Kecanduan suami saya terhadap gadget terus berlanjut. Setiap hari beliau bahkan tidak bisa lepas dari gadget. Baik itu ketika sedang makan, ketika hendak tidur, bahkan ketika sedang bermain dengan anak pun, gadget itu tidak lepas dari tangannya.

Saya sudah sering menasihati suami agar meninggalkan gadget-nya sejenak dan fokus kepada anak. Namun beliau sama sekali tidak menggubris dan tidak berusaha berhenti dari kebiasaan buruknya. Suami kecanduan gadget dan kecanduan game online di dalamnya.

Karena kebiasaan tersebut terus berlanjut cukup lama dan nasihat saya sudah tidak mempan, saya berinisiatif meminta bantuan terhadap anggota keluarga yang lain.

Awalnya saya hendak memilih orang tua untuk menyampaikan keluh kesah ini. Namun saya tidak melanjutkan pilihan tersebut karena khawatir menambah beban pikiran mereka yang sudah lanjut usia.

Sumber Gambar: Melahirkan Lewat Pintu atau Jendela? Dedek Pilih Mana?

Sempat juga saya berpikir untuk menceritakan masalah ini ke mertua laki-laki saya. Namun niat itu saya urungkan berhubung mertua saya usianya sudah tua dan sudah sakit-sakitan.

Akhirnya dengan berbagai macam pertimbangan, saya memilih kakak ipar perempuan saya sebagai tempat curhat. Karena bagaimana pun, saya tidak bisa menangani masalah ini sendirian. Saya butuh support yang bisa menjadi penengah atau minimal bisa membuat batin saya lega.

Selain itu, saya menganggap bahwa kakak ipar saya pasti lebih mengerti dengan sifat dan kelakuan adiknya itu. Tentu saja karena mereka adalah saudara kandung dan sudah bersama sejak kecil.

Awalnya saya sempat takut tidak mendapatkan respon yang baik dan khawatir mengganggu waktunya, mengingat beliau adalah orang yang sibuk. Namun nampaknya Tuhan benar-benar telah mengirimkan sosok kakak ipar yang tepat untuk saya.

Doa Istri yang Dikhianati Suami, Mama Harus Tahu!

Tidak saya sangka ketika memberanikan diri untuk bercerita, respon kakak ipar saya begitu baik dan sama sekali tidak menghakimi. Beliau selalu mencoba untuk mengolah cerita yang saya sampaikan dengan detail dan mencari akar permasalahannya.

Beliau tidak membela juga tidak menyalahkan suami saya atas sikapnya. Tapi beliau bisa menjabarkan kemungkinan-kemungkinan yang membuat suami saya kecanduan gadget.

Cukup lama saya bercerita via pesan di WhatsApp. Cerita saya berakhir dengan kesediaan beliau untuk mencoba memberi peringatan kepada suami. Saya tentu sangat senang dengan respon kakak ipar.

Meskipun saya curhat hanya via teks, namun rasanya sangat lega begitu saya bisa mengeluarkan unek-unek yang sudah lama saya pendam selama ini. Saya merasa bahwa saya sudah bercerita ke orang yang tepat dan semoga dengan hasil yang baik.

Sumber Gambar: Orang Tua yang Berpotensi Melakukan Kekerasan pada Anak

Setidaknya, ada dua pelajaran yang bisa saya ambil dari cerita ini. Pertama, jangan memendam masalah sendirian apalagi jika masalah tersebut sangat mengganggu pikiran dan mengancam kesehatan mental kita. Bagaimanapun, kita butuh tempat untuk berbagi cerita yang setidaknya bisa sekedar menenangkan pikiran.

Kedua, berceritalah kepada orang yang tepat. Jika masalah itu berkaitan dengan rumah tangga, cobalah untuk bercerita dengan orang terdekat. Tentunya orang tersebut harus memiliki track record yang baik dan jangan sampai bercerita pada anggota keluarga yang suka bergosip.

Jika hal ini terjadi maka nanti bukannya solusi yang kita dapatkan, justru justru masalah kita akan menyebar ke mana-mana dan justru akan menjadi pertengkaran dalam rumah tangga. Semoga cerita saya ini bermanfaat untuk para istri yang suaminya gadget addict.

Sumber Gambar: freepik.com