Suyamti: Peran Penting Perempuan dalam Proses Produksi Gerabah

Published by Firdan Haslih Kurniawan on

Tuturmama – Peran penting perempuan dalam proses produksi gerabah sangat dibutuhkan seiring meningkatnya permintaan akibat pandemi Covid-19. Sebagai sosok yang memiliki ketelitian lebih, perempuan pun menjadi tokoh utama dalam pembuatan gerabah yang memang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi.

Pandemi Covid-19 yang berimbas pada berbagai sektor juga mempengaruhi sektor ekonomi. Hal ini menyebabkan banyak pelaku usaha harus merugi akibat pembatasan sejumlah aktivitas. Namun hal tersebut tak berlaku bagi pelaku usaha pembuat gerabah karena pesanan justru meningkat pesat, guna memenuhi kebutuhan wadah mencuci tangan di sejumlah lokasi.

Suyamti yang kini berusia 61 tahun, merupakan pengrajin gerabah asal Desa Panjangrejo, Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Sudah lebih dari 40 tahun ia menggeluti pekerjaan tersebut. Kini di tengah kondisi sulit sebab pandemi, perempuan asal Bantul ini merasa lebih beruntung berkat pesanan gerabah yang tak pernah sepi. “Jadinya ya susah, ya bungah (senang). Karena laku, tapi susahnya kok ada penyakit,” ujar Suyamti.

 

Sumiyati dan gerabah hasil produksinya

Suyamti biasa memproduksi beragam variasi gerabah, mulai dari tungku, kuali, cobek dan pot bunga. Suyamti biasa mematok harga bagi gerabah berukuran 30 cm dengan harga 30 ribu Rupiah dan yang berukuran hampir setengah meter dengan harga 200 ribu Rupiah.

 

Marianto (kiri) dan Sumyati

Pembuatan gerabah tidak Suyamti lakukan sendiri. Ia biasa meminta bantuan sang anak, Marianto ketika hendak mengambil tanah liat di sawah. Sedang proses penjualan, juga ia percayakan kepada Sulis (38), anak kedua Suyamti.

Baca Juga: Madrasatul Ula, Peran Perempuan Sebagai Pembangun Peradaban

 

Perempuan mengerjakan produksi gerabah

Dalam pembuatan gerabah, perempuan memiliki peran yang penting. Hampir sepenuhnya proses produksi perempuanlah yang mengerjakan. Perempuan dinilai memiliki ketelitian yang lebih dalam pembuatan gerabah yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi.

 

Suyamti belajar membuat gerabah sejak remaja

Suyamti menyatakan bahwa ia sudah belajar membuat gerabah sejak ia masih remaja. Pekerjaan sang ibu yang juga pembuat gerabah membuat Suyamti akrab dengan pekerjaan ini.

 

Gerabah-gerabah yang sudah selesai cetak kemudian ia simpan terlebih dahulu selama 2-3 minggu. Fungsinya mengurangi kadar air yang tersimpan pada gerabah sebelum akhirnya siap untuk proses pembakaran.

Baca Juga: Standar Kecantikan Indonesia: Bentuk Rasisme pada Perempuan

 

Suyamti biasa membuat gerabah di sebuah bangunan tua sebelah rumahnya. Bangunan tersebut adalah bekas rumahnya yang roboh sebab gempa Jogja pada 2006 silam.

 

Namun kini usaha yang sudah Suyamti bangun sejak puluhan tahun lalu tersebut terancam tutup. Hal tersebut karena ia tak memiliki anak perempuan guna melanjutkan usahanya. “Aku ndak punya anak perempuan, jadinya ya selesai. Udah gak ada yang bikin lagi kalau saya sudah tua,” tutupnya.

Reporter: Firdan Haslih Kurniawan

Editor : Fikriyatul Islami Mujahidah

dhankasri hindisextube.net hot bhabi naked rebecca linares videos apacams.com www tamilsexvidoes lamalink sexindiantube.net chudi vidio sex mns indianpornsluts.com hd xnxxx shaving pussy indianbesttubeclips.com english blue sex video
savita bhabhi xvideos indianxtubes.com xxx bombay live adult tv desitubeporn.com mobikama telugu chines sex video indianpornsource.com video sex blue film sex chatroom indianpornmms.net old man xnxx aishwarya rai xxx videos bananocams.com sex hd
you tube xxx desixxxv.net xossip english stories sanchita shetty pakistaniporns.com mom sex video cfnm video greatxxxtube.com sex marathi videos mmm xxx indianpornv.com sexxxsex xvideosindia indianhardcoreporn.com ajmer sex video