Sembarangan Masuk Dunia Trading Berujung Kerusakan Finansial

Published by Fikriyatul Islami Mujahidah on

Tuturmama – Bermula dari niat mulia seorang ibu yang ingin membantu perekonomian keluarga, Ghaida (bukan nama asli) justru menyeret keluarganya ke dalam krisis keuangan. Trading, satu kata yang saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi sosok Ghaida.

“Aku masih ingin menangis jika mengingat kejadian itu,” ungkap perempuan yang tahun ini genap berusia 30 tahun, saat bercerita kepada Tuturmama, Sabtu (04/06).

Semua ini bermula pada November 2021 silam, saat itu Ghaida baru saja melahirkan putra pertama, buah cinta bersama sang suami. Sebagai ibu bekerja, ia merasa kurang memberikan perhatian kepada anak dan suami, hingga pada September 2021 ia memutuskan untuk resign dan memilih fokus merawat sang putra dan suami tercinta.

Sayang sekali niat baik tidak selalu mendapat sambutan baik, timing resign yang Ghaida lakukan rupanya tidak pas. Bersamaan dengan itu, sang suami juga telah kehabisan masa kontrak dengan perusahaan tempatnya bekerja. Alhasil, pasangan suami istri ini sama-sama tidak bekerja dan terpaksa memanfaatkan tabungan pribadi untuk kebutuhan sehari-hari.

Dua bulan berlalu, keresahan mulai melanda karena tabungan semakin terkikis tanpa ada pemasukan sama sekali. Di tengah keruhnya suasana, seorang teman lama datang bertandang menawarkan kesempatan menggiurkan.

“Hanya dengan 50 Dolar deposit, kamu sudah akan dapat signal gratis untuk mengetahui mata uang yang harus ditradingkan dan posisi apa yang bagus.”

Begitulah kira-kira awal mula Ghaida tertarik terjun ke dunia trading. Ia nekat masuk meski tidak memiliki pengalaman apapun. Bermodalkan 50 dolar pertama, ia berharap mendapat keuntungan seperti yang teman lamanya itu ceritakan.

Baca Juga: Kisah Nyata Seorang Ibu: Trading Membawa Derita

Sayangnya sekali yang terjadi justru indah kabar daripada rupa, perempuan asal Bandung ini kehilangan 50 Dolar pertamanya dalam hitungan detik. Bahkan kemudian berlanjut pada 50 Dolar kedua, ketiga, hingga puluhan Dolar lenyap ia gunakan untuk trading.

Ghaida pun sempat merasa putus asa dan ingin berhenti sebelum kemudian seseorang mengenalkannya pada master trade. Sebutan untuk seorang ahli trading yang jago mapping dan menganalisa market. Nominal 100 Dolar dalam sehari adalah hal wajar bagi seorang master trade.

Bersama 48 orang lainnya, Ghaida masuk ke dalam grup besar master trade yang sudang dianggapnya sebagai guru. Seluruh arahan dan petunjuk dari sang mastre trade bagaikan petuah tak terbantah, selalu diikuti.

Pada bulan ketiga perjalanan trading, sang master trade yang mereka percaya justru menjadi senjata makan tuan. Ia meminta akun dan pasword seluruh anggota dengan dalih recovery, namun yang terjadi justru semakin loss. Sejumlah 200 Dolar margin call dalam waktu satu jam, bahkan Ghaida kehilangan 2.000 Dolar.

Habis sudah seluruh uang pesangon, uang tabungan emas, bahkan uang DP mobil, dan tabungan keluarga. Detik itu, Ghaida tersadar bahwa dirinya telah menghancurkan finansial keluarga gara-gara nekat masuk dunia trading yang masih belum benar-benar ia kenali.

Saat nasi sudah menjadi bubur, ibu satu orang anak ini hanya bisa menangis meratapi perbuatan cerobohnya. Kepalanya penuh dengan penyesalan dan frustasi, ia bingung bagaimana jika sang suami mengetahui hal ini karena sejak awal, Ghaida tidak menceritakan soal trading ini pada suaminya.

Berbeda dari Trading Indra Kenz, namun Sama Bahayanya

Ghaida menyebut pengalamannya merugi dalam dunia trading ini berbeda dengan kasus Indra Kenz, investasi bodong trading binary option Binomo. Meski begitu ia sadar bahwa dunia trading yang ia masuki ini sama bahayanya dengan kasus penipuan investasi Indra Kenz.

“Melalui pengalaman pribadiku ini, aku ingin semua orang tahu bahwa masuk dunia trading memiliki resiko yang sangat besar,” ujar Ghaida (09/06).

Kasatreskrim Polresta Banyumas dalam Radar Banyumas (12/03) membenarkan betapa bahayanya dunia investasi yang tidak kita kenali dengan baik. Saat mendapatkan penawaran keuntungan yang besar, di sanalah seseorang harus waspada karena high return high risk. Semakin besar keuntungan yang ditawarkan maka semakin besar pula kerugiannya.

Selain itu, juga memperingatkan bahwa jangan sampai menyerahkan sejumlah dana tanpa adanya perjanjian resmi dan detail. Sebelum membubuhkan tanda tangan pun kita perlu membaca isi perjanjian dengan seksama.

Mengecek perizinan lembaga dan mempelajari dunia investasi yang akan seseorang masuki juga penting. Calon investor juga berkewajiban memahami resiko yang akan dia dapatkan dari langkah yang ia ambil untuk berinvestasi.

Trading Forex yang berhasil menghancurkan keuangan keluarga Ghaida ini merupakan salah satu jenis perdagangan mata uang dari seluruh dunia. Forex alias Foreign Exchange juga bisa kita sebut sebagai pertukaran valuta asing yang mirip dengan money changer namun sebenarnya berbeda.

Dalam money changer seseorang melakukan pertukaran mata uang asing untuk keperluan transaksi di negara berbeda secara fisik. Sementara pertukaran dalam Forex dilakukan secara online dengan tujuan mendapat keuntungan semata.

Baca Juga: Mama dan Papa Jangan FOMO! Berikut Tips untuk Trading di Market Crypto

Trading Forex pada dasarnya adalah pembelian simultan sebuah mata uang dan penjualan mata uang lainnya. Mata uang di sisi kiri adalah mata uang dasar (Euro) dan di sisi lainnya adalah mata uang kutipan (USD), misalnya 1 unit mata uang dasar senilai dengan 1,23700 mata uang kutipan.

Tak hanya sampai sana, Ghaida masih terus berusaha mendapatkan uangnya kembali dengan mengikuti copytrade untuk recovery kerugiannya. Sayang sekali langkah ini pun berujung maut, hutang menjadi langkah yang ia pilih.

Seolah dibutakan trading, Ghaida sama sekali tidah mengacuhkan perannya sebagai seorang istri dan ibu. Hampir seluruh waktu ia habiskan untuk memperhatikan candle tanpa mengerjakan apapun.

“Bahkan sampai jam satu malam aku nggak ngapa-ngapain,” cetusnya menyesali perbuatan di masa lampau. “Saat itu suami juga sampai negur aku karena nggak ngurus anak.”

Kecurigaan dari sang suami yang memperhatikan Ghaida pada akhirnya terbukti. Sebagai seorang programmer, suami Ghaida memilih untuk meretas handphone sang istri dan menemukan penyebab sang istri lalai menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu.

Dari sanalah segalanya terbongkar, Ghaida tak bisa berkutik lagi saat sang suami menginterogasi perihal apa yang ia lakukan selama ini. Dari sana juga, terbongkar bahwa uang keluarga pun telah habis tak tersisa.

Pada detik itu juga sang suami meminta Ghaida berhenti mengandalkan trading untuk mendapatkan penghasilan. Keuangan keluarga yang awalnya memang tengah dilanda krisis bahkan semakin hancur tak tersisa.

Finansial Keluarga Hancur, Penyesalan yang Tersisa

Kini, Ghaida hanya bisa menangis menyesali perbuatannya. Jika bisa memutar kembali waktu, ia sama sekali tidak ingin mengenal dunia trading dan tidak akan sampai hati menghancurkan keuangan keluarganya sendiri.

“Aku berpikir bisa membuat keluarga kami mendadak kaya dengan trading,” terang Ghaida mengenang cita-cita mulianya saat pertama kali memasuki dunia trading.

Mengetahui kenyataan ini sang suami hanya bisa menghela napas panjang, memilih untuk sabar. Ia mencoba berpikir tenang dan tidak mempersalahkan siapa pun dalam insiden ini, termasuk Ghaida, sang istri.

“Suamiku memang kesel, tapi dia nggak marah banget. Dia hanya memintaku untuk berhenti dan mengikhlaskan saja uang yang sudah hilang,” terang Ghaida mengenang kejadian beberapa bulan lalu.

Tak hanya Ghaida, teman satu grup tradingnya pun mengalami hal yang sama naasnya. Jangankan untuk mendapatkan investasi jangka panjang, bahkan ingin untung malah buntung, kalimat yang mungkin pas mendeskripsikan kondisi mereka saat ini.

Baca Juga: Fitur Baru dari WhatsApp, Bisa Buat Beli Aset Kripto lo Ma

“Ada yang kehilangan 20.000 Dolar, sekitar 300 juta lebih. Dia terpaksa harus minum obat tidur setiap hari karena stress dan depresi,” Ghaida menuturkan dalam kisahnya.

Tak hanya itu, koban lainnya bahkan menggunakan uang panas untuk trading. Seorang teman lainnya kehilangan 30 juta padahal uang yang ia gunakan adalah uang arisan. Kini ia pun kebingungan bagaimana harus mengganti ‘uang orang’ yang ia gunakan untuk trading itu.

Sementara korban lainnya terpaksa harus gagal menjalin rumah tangga padahal keduanya sudah siap menikah, namun rencana pernikahannya hancur karena uang tabungan untuk menikah habis terkuras gara-gara trading. Entah bagaimana nasib cintanya dengan sang pasangan setelah itu.

Move On dari Trading, Mulai dari Nol

Nasi telah menjadi bubur, Ghaida dan keluarganya, mau tak mau harus move on dari kemalangan yang melanda. Kini, ia terpaksa harus kembali bekerja alih-alih fokus mengurus sang buah hati seperti yang ia cita-citakan sebelumnya.

“Sekarang setiap hari harus pulang pergi ke tempat kerja, jauh, soalnya sudah beda kota,” kisah Ghaida kepada Tuturmama.

Pagi sekali sang suami mengantar Ghaida ke kantor sebelum kemudian pergi ke kantornya sendiri. Sementara saat pulang kerja, Ghaida harus naik angkutan umum dari kantor karena sang suami juga harus bekerja pada jam tersebut.

Dunia Virtual Metaverse, Mama Wajib Pantau Kripto ini Biar Untung

Sekitar satu jam perjalanan Ghaida tempuh setiap harinya. Panas dan hujan ia terjang demi memenuhi kebutuhan keluarga yang tidak bisa tertutup hanya dengan gaji satu orang.

“Kami masih tinggal di rumah orang tua, kedua orang tua juga bergantung pada keuanganku dan suami,” terang Ghaida.

Ghaida adalah satu dari banyak generasi sandwich yang memikul banyak tanggung jawab. Selain memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya, ia dan suami juga harus memenuhi kebutuhan kedua orang tua mereka yang telah berusia lanjut.

Selain bekerja di perusahaan yang berjarak cukup jauh dari rumah, kini Ghaida juga membuka usaha sampingan. Ia  memasak untuk kenalan dan teman yang memesan kepadanya.

“Aku memang hobi masak, jadi kalau masak banyak biar sekalian dijual untuk tambah-tambah, baru ke teman-teman sekitar aja, cuma lewat Instagram atau Whatsapp story,” jelas Ghaida tentang usaha sampingan yang baru ia lakoni dua bulan terakhir.

Beragam pesana jenis makanan Ghaida lakoni demi menambah pundi-pundi Rupiah keluarganya. Mulai dari makanan berat seperti nasi beserta lauk pauknya, hingga cemilan ringan seperti yoghurt, risoles forzen, nugget, dan bakso.

Binance Bermitra dengan BCA dan Telkom, Ingin Mendirikan Bursa Kripto di Indonesia?

Berjuang Melawan Trauma Akibat Trading

Melakoni ini, sebenarnya Ghaida belum seratus persen pulih dari trauma dan keterpurukan. Sebagaimana dalamnya lautan tak ada yang mengetahuinya. Sesekali ia masih menyesali diri dan kecerobohannya masuk dunia trading tanpa pertimbangan.

“Tapi aku harus kuat dan terus berusaha demi anak dan keluarga,” tekad Ghaida kepada Tuturmama.

Seusai dengan pemaparan Veronica Adesla, seorang psikolog klinis dari personal Growth dalam detik.health bahwa trauma memang perlu dilawan. Semakin seseorang berani menghadapi rasa takutnya, maka semakin cepat ia keluar dari efek trauma yang ada.

“Jangan berlarut-larut atau menghindar dari trauma sampai lebih dari enam bulan,” pungkasnya (detik.health).

Sumber Gambar: freepik.com

dhankasri hindisextube.net hot bhabi naked rebecca linares videos apacams.com www tamilsexvidoes lamalink sexindiantube.net chudi vidio sex mns indianpornsluts.com hd xnxxx shaving pussy indianbesttubeclips.com english blue sex video
savita bhabhi xvideos indianxtubes.com xxx bombay live adult tv desitubeporn.com mobikama telugu chines sex video indianpornsource.com video sex blue film sex chatroom indianpornmms.net old man xnxx aishwarya rai xxx videos bananocams.com sex hd
you tube xxx desixxxv.net xossip english stories sanchita shetty pakistaniporns.com mom sex video cfnm video greatxxxtube.com sex marathi videos mmm xxx indianpornv.com sexxxsex xvideosindia indianhardcoreporn.com ajmer sex video