Ummu Umarah, Prajurit Wanita Terbaik dalam Sejarah Islam
Tuturmama ─ Ummu Umarah terkenal sebagai sosok prajurit wanita yang gagah berani dan pernah melindungi Rasulullah dalam Perang Uhud.
Nama aslinya adalah Nusaibah binti Ka’ab. Lengkapnya, Nusaibah binti Ka’ab bin Amru bin ‘Auf bin Mabdzul Al-Anshariyah. Ia lahir di kota Madinah dari Bani Mazin An-Najar. Putri dari Ka’ab bin Amr.
Ia adalah istri dari Zaid bin Ashim Al-Mazini An-Najjari dan ibu dari Habib bin Zaid serta Abdullah Zaid bin Asim.
Keluarganya mendapatkan doa dari Rasulullah karena turut membantunya dalam peperangan melawan kaum kafir.
Asma’ binti Abu Bakar, Tokoh Perempuan Pemilik Gelar Dua Ikat Pinggang
Nusaibah binti Ka’ab termasuk salah satu dari dua wanita Madinah yang berangkat ke Mekkah untuk melakukan bai’at pada Rasulullah saw. Allah meridai orang-orang yang berbai’at pada kala itu. Sehingga Allah subhanahu wa ta’ala mengabadikannya dalam alquran.
“Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon. Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al-Fath ayat 18).
Sang Singa Merah Perisai Rasulullah
Nusaibah binti Ka’ab Al-Anshariyah atau Ummu Umarah tercatat dalam sejarah Islam sebagai prajurit wanita terbaik dalam sejarah Islam. Ia telah menyelamatkan Rasulullah saw. dari tentara kafir yang akan membunuhnya di Perang Uhud.
Pada tanggal 7 bulan Syawal tahun 3 hijriah atau tanggal 23 Maret tahun 625 Masehi terjadi peperangan di Jabal Uhud. Peperangan antara kaum muslim dan kaum kafir itu melibatkan sekitar 7.000 tentara muslim yang dipimpin oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Mereka bertempur melawan 3.000 tentara kafir yang dipimpin oleh Abu Sufyan.
Ketika pasukan muslim berhasil memukul mundur musuh dan hampir meraih kemenangan, ada banyak pasukan muslim yang mengabaikan perintah Rasulullah saw. sehingga mereka kalah.
Pada saat itu, pasukan kafir melihat celah di antara pasukan muslim dan berniat membunuh Rasulullah saw. Ummu Umarah yang hadir dalam perang tersebut melihat peristiwa tersebut. Peristiwa ketika Rasulullah terdesak dan hampir terbunuh oleh tentara kafir.
Melihat Rasulullah saw. dalam keadaan terdesak dan pasukan muslim dalam keadaan terjepit, Ummu Umarah maju dengan gagah berani sambil mengangkat pedang dan menghadang laju pasukan kafir yang hendak membunuh Rasulullah saw.
Tanpa memedulikan sabetan pedang yang melukai tubuhnya, Ummu Umarah tanpa takut terus melawan pasukan kafir sehingga Rasulullah saw. pun berhasil selamat dari serangan Ibnu Qumai’ah.
Hindun binti ‘Utbah, Musuh Rasul yang Berbalik Menjadi Sahabat
Dari peristiwa tersebut Ummu Umarah mendapatkan gelar Sang Singa Merah. Karena pada peristiwa tersebut Ummu Umarah tidak memedulikan apa pun selain keselamatan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Yang ia tahu hanyalah melindungi Rasulullah.
Rasulullah pun bersabda, “Ia tidak berpaling ke kanan atau ke kiri kecuali terus berperang demi aku.” Karena itu Ummu Umarah layak mendapatkan gelar Singa Merah dan Perisai Rasulullah. Ia juga telah menjadi prajurit wanita yang pertama dan yang terbaik dalam sejarah Islam.
Menjadi Tetangga Rasulullah di Surga
Hasil perjuangannya melawan kaum kafir pada Perang Uhud memberikannya 20 luka di tubuhnya. Salah satu yang paling parah adalah luka di lehernya. Ketika Rasulullah mengunjunginya, Ummu Umarah mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja, karena tidak ingin membuat rasul bersedih. Padahal di balik hijabnya darah masih keluar dari lukanya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kemudian bertanya, “Ya Umarah, apa yang engkau harapkan dari semua perjuanganmu ini?”
Umarah menjawab, “Ya, Rasulullah. Hanya stau yang saya harapkan. Doakanlah saya menjadi tetanggamu di dalam surga.” Maka Rasulullah pun berdoa agar Allah menjadikan Umarah dan keluarganya sebagai ahli surga.
Rasulullah turut mendoakan keluarga Ummu Umarah sebab mereka juga turut berperang melindungi Rasulullah dari serangan Ibnu Qumai’ah. Suami dan anak-anaknya turut berperang melindungi Rasulullah dari tentara kafir pada saat Perang Uhud.
Sumber lain menuliskan bahwa ketika Umarah terluka, Rasulullah saw. berkata kepada putra Ummu Umarah, “Ibumu! Ibumu! Balutlah lukanya. Ya Allah, jadikanlah mereka teman-temanku di surga.”
Tidak hanya Perang Uhud, Umarah atau Nusaibah binti Ka’ab juga turut andil dalam perang lainnya. Seperti Perang Hudaibiyah, Perang Hunain, dan Perang Yamamah. Nusaibah juga ikut memerangi Musailamah Al-Kadzab, si nabi palsu.
Pada suatu waktu, ia pernah menanyakan pada Rasulullah perihal perbedaan syariat antara laki-laki dan perempuan. “Ya, Rasulullah. Tidakkah aku lihat segala sesuatu melainkan diperuntukkan bagi laki-laki, dan setahuku kaum perempuan tidak disebutkan sama sekali.” Pertanyaan tersebut dijawab oleh Allah dalam firmannya surat Al-Ahzab ayat 35.
“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Ayat tersebut menjelaskan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di hadapan Allah sesuai amalan yang mereka kerjakan dan menjawab pertanyaan dari Nusaibah binti Ka’ab.
Rufaida Al-Aslamia, Sosok Inspiratif Pelopor Bidang Keperawatan
Ribuan Malaikat Menyambut Arwahnya
Ketika Perang Yamamah meletus, Nusaibah yang mendengarnya hendak ikut serta. Akhirnya, ia bersama pasukan muslimin turun ke medan perang untuk memerangi kaum kafir.
Hingga pada suatu kesempatan, ada tentara kafir yang menyerangnya dari belakang kemudian menebas lengan kirinya hingga putus. Nusaibah pun terjatuh dari kudanya dan terinjak-injak oleh kuda tersebut.
Dengan susah payah Nusaibah bangkit dan hendak kembali berperang. Ia meminjam kuda dan senjata dari sahabat rasul lainnya, yaitu Ibnu Mas’ud.
Setelah kembali berperang dan menjatuhkan banyak musuh, Nusaibah atau Ummu Umarah pun akhirnya tewas terserang musuh. Langit yang tadinya cerah tiba-tiba gelap dan berubah mendung. Hingga pertempuran terhenti sejenak.
Rasulullah saw. kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-beribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”
Nusaibah telah mendapatkan jihadnya, mati di jalan Allah dengan cara yang mulia. Ia telah menjadi sosok inspiratif bagi perempuan muslim lainnya. Agar menjadi pribadi yang pemberani dan tidak takut membela agama Allah.
Fatimah Al Fihri, Perempuan Pertama Pendiri Universitas Tertua di Dunia
Sumber Gambar: pinterest.com